Mohon tunggu...
Indra Furwita
Indra Furwita Mohon Tunggu... Aircraft Engineer -

Aviation & Travel Enthusiast, juga berkarya di IG @FlightEnjoyneer.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menggombal pada Tuhan

23 Januari 2011   22:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:15 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Subuh ini berbeda dari biasanya. Bangun pagi tidak lagi sendiri tapi spesial menemani yang diseberang pulau untuk sahur bersama. Alhamdulillah... dia bersedia bangun karena niatnya semalam. Asyik larut dalam obrolan tak berarah, maklum baru saja melek. hehehe Jadi omongan bisa saja ngelantur-ngelantur nggak jelas. Tapi itulah seninya. Bila semua berdasarkan otak yang dingin dan pemikiran yang bijak dalam menilai satu sama lain maka tidak ada alasan untuk merasa jengkel atau marah sekalipun. Semua mengalir hanyut dalam canda dan tawa di subuh hari. Ketika sebagian orang mungkin masih tertidur, maka kita sudah mengawalai mentari bersinar dengan senyuman. Semoga senyumanmu hari ini tak kalah serinya dengan mentari pagi.

Canda tawa kita berujung kala Adzan berkumandang. Perbedaan waktu karena wilayah tak berpengaruh besar untuk menyatukan yang sebenarnya tak menyatu. Sebagai imam yang baik, tentu saya dianjurkan mengajakmu terlebih dahulu, laksana ketika meng-imam-i mu kala itu. Walau tak bersua dan berjabat, tapi pinta kita kepada Illahi Insya Allah dipersatukan dan disemi dalam kabulnya doa bersama.

Subuh ini, tidak banyak yang saya pinta dan tidak jauh berbeda dengan apa yang biasa saya pinta. Standard tapi dibaliknya ada makna besar yang tidak mungkin terlewatkan dari penilaian Tuhan. Tuhan pasti akan sangan bijak dalam mengabulkan do'a dan permohonan. Maka dari percayalah semua yang diberikan adalah yang terbaik untuk bersama.

Orang Tua

Robbighfirlii Waliwaalidayya Warhamhumaa Kamaa Robbayaanii Shoghiiroo, Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa ayah ibuku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sewaktu aku masih kecil. Orang tua adalah teruma ketika ku menggombal pada-Nya. Beliau yang nan jauh di sana, mungkin sudah jauh lebih dulu bangun mendo'akan anaknya di sini. Beranjak mencari nafkah dipeburuan mentari hari ini. Terus beulang dan berulang. Mungkin sempat bagi saya melupakan dan bahkan tidak mendo'akan Engkau yang di rumah. Tapi percayalah, bahwa abdiku selalu teruntuk bagimu. Do'akan anakmu ini, agar mampu mewujudkan cita keluarga. Jangan pernah hilang restumu untukku. Karena itu yang mengantarkanku ke gerbang kampus sampai saat ini. Saya selalu berharap agar kau menangis di suatu hari. Menangis karena melihatku tengah merengkuh suskes, baik dunia dan akhirat. Ya Allah, berikan segalanya bagi mereka. Aminnn...

"Adik"-ku

Adik ku... Seorang gadis jagoan  yang juga terpisahkan jarak. Dia yang memanggilku dengan sebutan knight, ya.. seorang jagoan yang membawaku jauh lebih baik dalam mengartikan maksud dan inginnya seorang wanita. Dia tidak ingin disebut wanita, entahlah... dia memiliki definisi sendiri. Dalam do'aku kau juga termasuk dan sudah menjadi bagian khusus dalam gombalku pada-Nya. Semoga Tuhan mendengar pintaku tadi. Tak perlu saya menuliskannya di sini. Tapi semua akan tertuliskan dalam tinta dan tanda yang berbeda, namun penuh keabadian. Sehatmu, ceriamu, ketulusan, dan manisnya raut wajahmu menjadi bekal semangat di hari ini. Jalankan sisa pembelajaranmu di sekolah, segala yang terbaik tentang kelulusanmu kelak semoga tercapai dengan baik. Begitupun halnya dengan rekan-rekanmu. Beberapa hari yang lalu kita bersama dalam canda dan tawa, Insya Allah waktu itu akan berulang dan saya sangat rindukan. Orang tua-mu pun kini saya anggap sebagai orang tua saya, dan kini menjadi bagian dari gombalanku pada Tuhan. Semoga Tuhan mendengarnya... Aminnn,,,

Saya dan Saudara Muslim

Pribadi adalah hal terakhir yang saya lantunkan untuk menggombal Tuhan. Semoga mereka yang kudahulukan bisa membantuku kelak. Do'a dan harapan mereka memberikan power yang lebih ketika saya dalam jalan yang semestinya. Dosan dan ampunan selalu kupinta dan semoga Engkau selalu mendengar dan mengabulkan pintaku itu. Saya harus hadir untuk mewujdukan mimpi-mimpi  orangtua, keluarga, saudara, dan adik-ku.

Sebagai sesama muslim yang beriman dan bertaqwa. Ampunan dan Rahmat bersama semoga selalu tercurahkan pada kita sekalian. Hidup, nikmat, dan derita adalah bumbu yang akan kita kumpulkan untuk dipilah sebelum tidur. Bumbu yang baik dan beraroma harum semoga bisa menjadi bekal dihari esok. Demikian halnya dengan akhlak kita hari ini, semoga jauh lebih baik. Amin...

Semoga gombalku pada Tuhan tadi terkabulkan... Aminnn Ya Rabbal Alamin.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun