Perjuangan menuju perubahan ibarat mengarungi lautan yang sarat dengan deru debu ombak dan kejahatan perompak. Mahasiswa harus punya senjata dan perahu ideologi yang kokoh. Ideologi adalah senjata pemusnah yang mampu memusnahkan senjata ideologi penguasa.
Mahasiswa harus faham bahwa lawan mereka adalah negara dengan sistem demokrasi yang mulai rapuh. Senjata yang paling ampuh adalah ideologi islam. Satu-satunya ideologi dunia yang shohih dan tangguh. Jadi mahasiswa harus menyiapkan dua kekuatan sekaligus yaitu gerakan yang solid ideologis dan menyiapkan sistem pengganti dari rezim yang akan segera turun. Menurunkan rezim tanpa mengganti sistem idieologi sama halnya dengan mengulang sejarah buruk reformasi yang pernah diusung di masa reformasi '98. Bukankah pemerintah sekarang adalah anak dari rahim prematur reformasi?
Reformasi yang digembar-gemborkan tidak menyentuh kepada lokus persoalan utamanya. Virus utama yang menjadi sumber pemyakit negeri ini adalah virus sekulerisme yang menjelma dalam bentuk embrio demokrasi.Demokrasi terus menapaki masa remajanya. Masa nakal-nakalnya menumbuhkan bibit persoalan baru yang terus bermetamorfosa.
Akhirnya, Kita berharap aksi mahasiswa pada hari istimewa ini bukan hanya ajang besar-besaran tetiakan speaker tanpa menusuk pada substansi persoalan utamanya. Agenda besar mahasiswa sekarang adalah menurunkan rezim dzalim beserta seluruh sistem sekuler yang menaunginya. Mahasiswa terus mendobrak dengan intelektualitas dan kapasitasnya sebagai pewaris peradaban masa depan negeri muslim terbesar ini.
Â
Oleh : Indra Fakhruddin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H