HSN harus menjadi momentum untuk membangkitkan peran politik santri secara benar. Santri adalah cikal bakal dari ulama masa depan. Mereka adalah warisan besar umat islam. Peran mereka sangat ditunggu-tunggu oleh umat. Melanjutkan kembali perjuangan yang pernah dituntunkan oleh ulama pendahulunya. Santri harus bersyukur memiliki pendahulu semisal Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari dan ulama mukhlisin lainnya. Mereka bukan hanya sosok ulama yang akrab dengan ilmu-ilmu keislaman tetapi juga tokoh politik umat. Santri harus mewarisi kezuhudan, keilmuan, ketawadzuan, keberanian dan wawasan politik islamnya yang selama ini di ajarkan di pesantren.
Jadikan HSN sebagai titik tolak kebangkitan politik islam melalui para santri yang dengan ilmunya mampu memberikan sumbangsih terhadap perubahan negeri muslim terbesar ini sebagaimana cita-cita ulama pendahulu mereka.
Jalan Lurus Santri
Selama digembleng menjadi santri terpatri dalam jiwa bahwa santri adalah pembela-pembela islam yang dapat dipercaya. Santri bukanlah kaum puritan yang terus termajinalkan. Jalan lurus terbetang dihadapan. Saat ini negeri ini sedang digempur oleh ancaman neoimperialisme dan neoliberalisme. Santri harus melakukan perlawanan habis-habisan membela tanah air tercinta dari jarahan negara kapitalis yang ingin menghancurkan dan mengeruk kekayaan negeri ini.
Tujuan negara kapitalis tiada lain memiskinkan negeri ini dan terus berada di bawah dominasinya. Disinilah urgensi semangat menghindupkan kembali resolusi jihad yang dahulu pernah dikobarkan. Semangat jihad ini tidak boleh padam. Kekuatan inilah yang menggetarkan musuh-musih islam. Begitu pula gempuran sekulerisme disegala bidang telah merobek jala aqidah umat islam. Benteng terakhir umat ada pada kecemerlangan berfikir santri.
Selain itu, santri harus berada digarda terdepan mewujudkan tatanan kehidupan berdasarkan syariah islam yang rahmatan lil alamin. Islam itu satu tidak bisa dipecah-pecah oleh kultur geografis. Islam datang untuk mengislamkan manusia dari kekfuran menuju jalan lurus tauhid. Nusantara dulu masih berkultur kejawen hindu. Namun ditangan lembut para ulama berubah menjadi wajah islam yang rahmatan lil alamin. Mereka berdakwah dengan menggabungkan metode yang dicontohkan Rasulullah Saw. Menyentuh setiap akal manusia dengan argumentasi yang kuat, melayani setiap perdebatan dengan hujjah serta menghadapi dengan jihad setiap kekuatan jahad yang ingin merobek kehormatan umat islam. Inilah khithah yang harus dipegang teguh oleh santri. Semoga HSN hari ini membangunkan santri dari  tidur panjangnya. Saatnya santri bergerak membela negeri.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H