Mohon tunggu...
Indra Fajar
Indra Fajar Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMAN 1 JOMBANG

Railfans

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bunga Telang sebagai Alternatif Pengukur pH Alami

29 Agustus 2024   10:15 Diperbarui: 29 Agustus 2024   10:45 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga telang (Clitoria ternatea) merupakan tumbuhan merambat yang banyak ditemukan di wilayah tropis seperti Asia Tenggara. Bunga ini dikenal karena warna birunya yang mencolok dan sering dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Selain digunakan dalam industri kuliner, bunga telang juga memiliki potensi sebagai indikator alami asam basa, yaitu suatu zat yang dapat menunjukkan perubahan warna sesuai dengan tingkat keasaman atau kebasaan larutan.

Sebagai indikator, bunga telang juga dapat digunakan dalam berbagai eksperimen sederhana untuk menentukan pH suatu larutan. Warna biru alami yang dihasilkan oleh bunga telang berasal dari senyawa antosianin, yang dapat berubah warna ketika berada dalam kondisi asam atau basa. Dalam larutan asam, warna bunga telang cenderung berubah menjadi merah muda atau ungu, sementara dalam larutan basa, warna biru akan menjadi lebih terang atau bahkan hijau.

Penggunaan bunga telang sebagai pengukur asam basa tidak hanya berguna untuk pendidikan dan eksperimen laboratorium, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dalam industri makanan, bunga telang dapat digunakan untuk mengecek keasaman bahan pangan secara alami tanpa harus menggunakan bahan kimia sintetis. Bunga telang juga dapat dijadikan alat bantu dalam mengajarkan konsep pH kepada siswa dengan budget yang lebih murah daripada indikator asam basa buatan.

Keuntungan lain dari penggunaan bunga telang sebagai indikator adalah ketersediaannya yang melimpah dan kemudahannya dalam diolah. Untuk membuat indikator dari bunga telang, cukup dengan mengekstrak pigmen dari bunga yang telah direndam dalam air panas. Ekstrak ini kemudian bisa ditambahkan ke berbagai larutan untuk melihat perubahan warna yang terjadi, yang akan menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan larutan tersebut.

Meskipun efektif, penggunaan bunga telang sebagai indikator asam basa juga memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah rentang pH yang bisa dideteksi relatif terbatas dibandingkan indikator komersial yang lebih sensitif. Selain itu, hasil perubahan warna mungkin tidak seakurat atau setajam indikator kimia sintetis. Namun, sebagai alternatif alami dan ramah lingkungan, bunga telang tetap menjadi pilihan menarik terutama untuk aplikasi sederhana.

Secara umum, bunga telang menawarkan alternatif yang menarik dan ramah lingkungan sebagai indikator asam basa. Penggunaannya tidak hanya bermanfaat dalam pendidikan dan eksperimen, tetapi juga bisa diterapkan dalam berbagai bidang seperti kuliner dan pertanian. Keberadaan bunga ini memperkaya pilihan kita untuk menggunakan bahan alami yang lebih aman dan mudah diakses dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun