Mohon tunggu...
INDRA FAHLEVY FIRDAUS
INDRA FAHLEVY FIRDAUS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiah Malang

Mahasiswa pada umumnya

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Profesionalisme dan Etika dalam Industri Teknologi Informasi(TIK) dan Kecerdasan Buatan(AI)

11 November 2024   10:43 Diperbarui: 11 November 2024   10:54 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta kecerdasan buatan (AI) telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir, mengubah berbagai aspek kehidupan masyarakat secara signifikan. Teknologi ini tidak hanya memberikan kemudahan dan efisiensi, seperti akses cepat terhadap informasi, peningkatan produktivitas, hingga diagnosis medis yang lebih akurat, tetapi juga membawa dampak besar di berbagai sektor seperti bisnis, pendidikan, kesehatan, dan komunikasi (Hidayat & Rizqi, 2020). Namun, di balik manfaat tersebut, muncul berbagai dilema etis dan profesional yang kompleks (Hariyana, 2021). Isu-isu seperti privasi data, penyebaran deepfake, dan manipulasi konten menjadi tantangan utama yang harus dihadapi oleh para profesional di bidang TIK.

Dalam konteks ini, profesionalisme dan penerapan kode etik menjadi sangat penting untuk menjaga integritas, kredibilitas, dan tanggung jawab para profesional TIK. Tanpa adanya standar etika yang jelas, dampak sosial negatif seperti penyebaran informasi palsu dan krisis kepercayaan masyarakat terhadap teknologi dapat meningkat. Oleh karena itu, diperlukan kompetensi yang mumpuni, integritas yang tinggi, serta pemahaman yang baik mengenai dampak dan tanggung jawab penggunaan teknologi (Subagio & Limbong, 2023). Opini utama dalam esai ini adalah pentingnya profesionalisme dan kode etik dalam memastikan penggunaan teknologi yang etis dan bertanggung jawab di era TIK dan Generative AI.

Pembahasan Utama

Profesionalisme dalam TIK merujuk pada sikap, keterampilan, dan perilaku yang menunjukkan komitmen seseorang dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya sesuai dengan standar, tanggung jawab, dan kompetensi yang dituntut oleh profesinya. Profesionalisme melibatkan integritas, kejujuran, dan kualitas kerja yang tinggi. Di bidang TIK, profesionalisme sangat penting karena teknologi yang dikembangkan memiliki dampak luas terhadap masyarakat. Seorang profesional TIK harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas, serta mampu menerapkannya dengan baik dalam menyelesaikan permasalahan (Hidayat & Rizqi, 2020). Misalnya, dalam pengembangan aplikasi kesehatan berbasis AI, pengembang harus memastikan bahwa data pasien diproses secara aman dan tidak melanggar privasi. Kebocoran data atau kesalahan algoritma dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan, hilangnya kepercayaan publik, bahkan membahayakan nyawa seseorang.

Association for Computing Machinery (ACM) telah merumuskan kode etik yang menjadi landasan penting bagi profesional TIK untuk bertindak secara etis. Prinsip-prinsip utama kode etik ACM meliputi tanggung jawab terhadap publik, integritas, kejujuran, dan keadilan. Contohnya, memastikan bahwa algoritma yang digunakan bebas dari bias yang dapat merugikan kelompok tertentu, serta mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap teknologi yang dikembangkan. Kode etik ini juga menekankan pentingnya menghindari manipulasi data, menjaga privasi dan kerahasiaan data, terutama informasi sensitif, serta bertindak jujur dalam setiap aspek pekerjaan.

Sebelum terjun ke dunia profesional, mahasiswa Informatika perlu mempersiapkan diri dengan berbagai kompetensi. Selain kemampuan teknis seperti pemrograman, manajemen data, dan pengembangan AI, keterampilan non-teknis seperti komunikasi efektif, pemahaman etika profesional, dan kemampuan berpikir kritis juga sangat penting (Rivalina, 2015). Mahasiswa harus memahami regulasi yang mengatur penggunaan teknologi, terutama yang berkaitan dengan data pribadi dan keamanan. Pengalaman praktis melalui proyek, magang, dan keterlibatan dalam komunitas profesional dapat membantu mahasiswa memahami tanggung jawab mereka sebagai pengembang teknologi dan memastikan bahwa mereka bertindak dengan integritas di lingkungan kerja.

Profesionalisme memiliki dampak yang luas dalam industri TIK, mulai dari keamanan siber hingga keberlanjutan inovasi teknologi. Kasus pelanggaran data oleh perusahaan besar seperti Facebook dan Cambridge Analytica menunjukkan betapa pentingnya etika dan profesionalisme dalam menjaga privasi pengguna. Selain itu, penyalahgunaan teknologi deepfake untuk menyebarkan informasi palsu dapat merusak reputasi individu dan institusi, serta mengganggu stabilitas sosial. Oleh karena itu, profesionalisme tidak hanya melibatkan keterampilan teknis, tetapi juga tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab.

Pemerintah, asosiasi profesi, serta institusi pendidikan memiliki peran penting dalam mewujudkan profesionalisme dan etika di bidang teknologi. Pemerintah dapat menetapkan regulasi yang jelas dan tegas terkait standar profesionalisme dan kode etik bagi para praktisi teknologi. Misalnya, penerapan undang-undang perlindungan data pribadi seperti GDPR di Eropa dapat menjadi contoh bagaimana regulasi dapat mengatur penggunaan data secara etis. Asosiasi profesi juga dapat aktif mengembangkan dan mempromosikan praktik profesional yang baik melalui pelatihan dan sertifikasi etika. Institusi pendidikan memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan calon-calon profesional teknologi yang tidak hanya memiliki kompetensi teknis, tetapi juga pemahaman mendalam mengenai etika dan tanggung jawab profesional. Kurikulum yang mencakup studi kasus etika, seminar, dan workshop dapat membantu mahasiswa memahami pentingnya etika dalam pengembangan teknologi.

Selain itu, perusahaan teknologi harus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung etika profesional. Ini termasuk menyediakan pelatihan etika secara rutin, membentuk tim etika yang bertugas memantau pengembangan teknologi, serta menciptakan budaya kerja yang transparan dan bertanggung jawab. Dengan upaya bersama dari semua pihak, industri teknologi informasi dan komputer dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang optimal bagi kehidupan masyarakat.

Opini Utama

Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat membawa banyak konsekuensi yang harus diperhatikan oleh para profesional di bidang ini. Meskipun teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat modern, kemajuan teknologi dapat menimbulkan dilema etis jika tidak dikelola dengan baik. Profesionalisme dan penerapan kode etik menjadi sangat penting bagi industri teknologi informasi dan komputer. Profesional di bidang ini harus memiliki kompetensi yang mumpuni, integritas yang tinggi, serta pemahaman yang baik mengenai dampak dan tanggung jawab penggunaan teknologi. Dengan demikian, teknologi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan publik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Profesionalisme dan kode etik merupakan fondasi yang esensial dalam menghadapi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh perkembangan TIK dan AI. Dengan menjaga standar etika yang tinggi, para profesional TIK dapat memastikan bahwa teknologi digunakan secara bertanggung jawab dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Pemerintah, asosiasi profesi, institusi pendidikan, dan perusahaan teknologi harus bekerja sama untuk memperkuat profesionalisme dan etika di bidang ini. Dengan demikian, kita dapat membangun dunia teknologi yang lebih aman, transparan, dan berkelanjutan, memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat.

Referensi

Hariyana, T D. (2021, December 31). Eksistensi Asas Iktikad Baik dalam Perjanjian Jual Beli Melalui Internet dengan Sistem Pembayaran Cash on Delivery. , 2(2), 95-95. https://doi.org/10.32503/ulr.v2i2.2287

Subagio, I., & Limbong, A M N. (2023, June 30). DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP AKTIVITAS PENDIDIKAN. Universitas Terbuka, 2(1), 43-52. https://doi.org/10.33830/jlt.v2i1.5844

Hidayat, E Y., & Rizqi, M A. (2020, August 31). Klasifikasi Dokumen Berita Menggunakan Algoritma Enhanced Confix Stripping Stemmer dan Nave Bayes Classifier. Andalas University, 6(2), 90-99. https://doi.org/10.25077/teknosi.v6i2.2020.90-99

Subagio, I., & Limbong, A M N. (2023, June 30). DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP AKTIVITAS PENDIDIKAN. Universitas Terbuka, 2(1), 43-52. https://doi.org/10.33830/jlt.v2i1.5844

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun