Sepeda itulah yang saya pikirkan pertama kali ketika akan membuat tulisan di kompasiana, maklum saya seorang penggowes dan kebetulan this is first time saya menulis forum ini. Bila kita melihat sejarah sepeda sejak jaman dahulu sudah memjadi alat transportasi yang sangat membantu manusia, ketika zaman penjajahan di negara kita, sepeda merupakan kendaraan mewah bagi kaum pribumi, hanya golongan tertentu yang dapat memilikinya, kemudian berlanjut pada zaman revolusi kemerdekaan, sepeda tetap menjadi barang kebanggaan bagi pemiliknya, perubahan terjadi ketika orde baru berjalan, indonesia mulai mengalami revolusi industri di bidang otomotif, kedudukanyan dimata masyarakat mulai turun dengan berlahan, digantikan oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, hanya orang2 yang benar cinta atau terdesak secara ekonomi tetap menggunakannya, pada awal 90an trend sepeda mengalami bomming, banyak orang yang membeli sepeda untuk kebutuhan trend ada, setelah itu waktu berlanjut kedudukan sepeda menurun lagi dimata masyarakat, hingga tahun 2006 mengalami kenaikan trend, penjualan secara berlahan mengalamai peningkatan, hingga sekarang ini dan juga merupakan suatu kewajiban untuk memilikinya.
Yang menjadi kebingungan saya sekarang ini sepeda itu merupakan suatu kebutuhan atau motifasi akan suatu gengsi?, banyak orang yang berkredit ria hanya untuk membeli sepeda dengan harga jutaan, belasan, bahkan puluhan juta, dan mereka menggunakannya tidak sesuai tempat dan tujuan dari sepeda itu dibuat, upgrade merupakan suatu kewajiban bagi penggila sepeda, padahal barang yang sudah terdapat dalam sepedanya masih dapat digunakan, 99% sempurna, coba anda lihat di negara pengguna sepeda terbanyak di dunia, sepeda mereka sangat sesuai dengan kebutuhan, coba kita lihat di di jalan2 pada saat week end, wow sepeda yang mereka gunakan dapat dikatakn full kompetisi, padahal mereka bukan atlet, memang itu merupakan hak dari masing2 warganegara, tetapi apakah mereka tidak pernah berfikir untuk menjadi pengguna sepeda yang cerdas.terima kasih, mohon kritik dan saran...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H