Menjadi salah satu universitas terbaik di Indonesia, sudah sepantasnya Universitas Hasanuddin memiliki sebuah bangunan megah dan mewah yang tak kalah dari bangunan-bangunan universitas megah lainnya yang terdapat di Jawa misalnya. Untuk itu, kini Unhas patut berbangga karena sebentar lagi bangunan tersebut akan segera terealisasi dengan dibangunnya sebuah kompleks bangunan kampus yang kelak menjadi kampus termodern di Indonesia bahkan hingga regional Asia Tenggara. Kompleks bangunan kampus yang ditaksir menghabiskan dana 1,1 triliun rupiah dengan wilayah 3.500 ha, kelak diharapkan menjadi Kampus yang digandrungi oleh calon-calon mahasiswa di seluruh Indonesia bahkan calon mahasiswa dari luar negeri. Kampus II yang terletak di Jalan Poros Malino Kabupaten Gowa ini berdiri di atas eks pabrik kertas Gowa yang telah berhenti beroperasi sejak tahun 1997.
Peletakan batu pertama yang dilaksanakan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional ini disaksikan oleh mantan wakil presiden Indonesia sekaligus Ketua Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin, Bapak Jusuf Kalla, yang pernah menjalankan studi di Fakultas Ekonomi Unhas pada tahun 1985 yang didampingi oleh Bupati Gowa Bapak Ichsan Yasin Limpo.
Rencana pembangunan ini pertama kali decetuskan oleh mantan bupati Gowa sebelumnya yang kini menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan yang mengatakan bahwa sudah saatnya Sulawesi Selatan memiliki institut yang kelak menyaingi ITB dan ITS yang terdapat di daerah Jawa, dengan fasilitas yang sangat memadai guna melahirkan engineer-engineer berbakat dengan kualitas sumber daya manusia yang di atas rata-rata dan berdayaguna untuk bersaing di era global sekarang ini. Untuk itulah dibangunlah sebuah kampus yang dikhususkan untuk mahasiswa-mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Pembangunan ini juga menimbulkan sebuah kontroversi, bahwa pembangunan fakultas teknik di Gowa, semata-mata untuk memutuskan mata rantai budaya kekerasan yang terus menerus diturunkan dan berkembang hingga kini di fakultas teknik Unhas. Namun dengan melihat besarnya dana yang digunakan ini membuktikan bahwa Universitas Hasanuddin cukup serius menciptakan lulusan-lulusan yang yang handal di bidangnya. Tidak lagi terfokus untuk memutus mata rantai tersebut, meski hal tersebut bisa jadi, juga menjadi agenda dari pihak Universitas agar budaya kekerasan tidak sampai kembali merasuk ke dalam Fakultas Teknik Gowa.
Kini untuk pertama kali Fakultas teknik gowa dibuka untuk angkatan 2012. Meski tahapan pembangunan masih sekitar 60 persen, namun dengan memaksimalkan fasilitas yang telah tersedia, Universitas Hasanuddin tidak ingin berlama-lama untuk tidak menggunakan Kampus Barunya. Lebih Cepat Lebih baik.
Pemindahan Mahasiswa Baru di kampus II, tidak berjalan semulus yang diinginkan. Ketegasan Universitas Hasanuddin untuk membatasi jembatan koordinasi dengan mahasiswa aktif angkatan sebelumnya mendapat tentangan dari para mahasiswa-mahasiswa teknik. Mereka beranggapan bahwa, mahasiswa tidak dapat diatur oleh birokrasi untuk melakukan aktivitas akademik. Namun dengan semangat untuk memutus mata rantai kekerasan di Fakultas Teknik, membuat dekan Fakultas Teknik mengindahkan semua protes tersebut dan tetap pada koridor guna menghasilkan alumni yang mampu diperhitungkan pada tingkat internasional.
Nah, kita tunggu bagaimana perkembangan fakultas teknik ke depannya, kampus yang diperkirakan akan rampung pada tahun 2016 tersebut, menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak hanya cerdas di bidang akademik namun juga cerdas dalam emosional dan spiritual yang tentunya akan menjadi identitas Universitas Hasanuddin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H