Mohon tunggu...
Indra Andinata
Indra Andinata Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Calistung

26 Januari 2016   12:37 Diperbarui: 26 Januari 2016   14:57 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Calistung, itulah akronim kepanjangan dari membaca, menulis dan berhitung yang menjadi tujuan dasar untuk pencapaian belajar pelajar kelas 1 sampai kelas 3 sekolah dasar. Tapi nyatanya tidak sedikit pelajar di kelas 3 ke atas yang masih belum bisa membaca, menulis dan berhitung. Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?

Banyak faktor yang berpengaruh dalam pencapaian belajar siswa, salah satunya kurang kondusifnya proses belajar mengajar di kelas. Anak usia di bawah 10 tahun memang sedang aktif-aktinya bergerak dan berbicara. Mereka masih polos untuk melakukan apa yang mereka mau ketika pembelajaran berlangsung tanpa memperdulikan yang lain. Tapi di sisi lain saya yakin, mereka seorang yang penurut jika diarahkan dengan benar. Tergantung bagaimana guru mengkondisikan muridnya.

Bagaimana dengan cara guru dalam mengajar? Jika kita rata-ratakan siswa yang sudah bisa membaca, menulis dan berhitung dengan yang belum, akan terlihat lebih dominan siswa yang sudah bisa meski ada beberapa yang belum lancar. Tapi pasti ada siswa yang memang sudah lancar dalam membaca, menulis dan berhitung. Hal ini dapat memperkuat seorang guru telah sukses mengajar meski tidak semua muridnya bisa. Guru akan beralasan pada kemampuan IQ dan pengawasan orang tua yang kurang pada anak yang belum bisa lancar dalam calistung.

Ya, IQ (Intelegent Quitient) atau angka tingkat kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang memang berbeda. Hal ini juga berpengaruh pada proses belajar siswa. Sudah jelas siswa yang berada di atas rata-rata cerdas akan lebih cepat dalam menguasai pembelajaran dibandingkan dengan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata. Sehingga dalam satu kelas pasti akan ada pencampuran antara anak yang cerdas dan yang tidak. Kecuali jika kelas tersebut dikhususkan untuk siswa dengan tingkat kecerdasan tertentu.

Lingkungan hidup terutama keluarga, itu sangat berpengaruh besar dalam proses belajar siswa. Untuk pencapaian belajar calistung tidak cukup hanya belajar di sekolah saja. Waktu belajar yang wajib memanglah di sekolah tapi akan lebih baik jika diteruskan di rumah. Apalagi anak belajar di bawah pengawasan orang tua itu akan sangat membantu anak untuk lebih cepat dalam memperlancar calistungnya. Dan banyak diantaranya siswa kurang lancar dalam calistung karena ia hanya belajar di sekolah saja tanpa ia teruskan di rumah dan tanpa pengawasan orang tua juga.

Pemerintah membuat aturan bahwa tidak boleh ada siswa yang tidak naik kelas yang bertujuan untuk meningkatkn tingkat belajar siswa sehingga mengharuskan mereka untuk tidak berleha-leha dalam mencapai studinya. Hal ini menitik beratkan pada tugas guru yang bertanggung jawab atas bagaimana siswa dalam mencapai studi yang sesuai dengan aturan pemerintah. Tapi ternyata keadaan ini menimbulkan dampak negatif di sisi lain, yaitu adanya siswa yang belum siap menerima pelajaran di tingkat lebih tinggi tapi dengan terpaksa harus naik kelas. Oleh sebab itu banyak ditemui siswa di atas kelas tiga sekolah dasar yang belum bisa membaca, menulis dan berhitug. Padahal calistung adalah hal dasar dalam pencapaian belajar. Hal ini bukan sepenuhnya salah guru, karena seperti yang sudah saya uraikan tadi banyak faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai pembelajarannya. Maka dari itu semua elemen haruslah bisa bekerja sama untuk mencapai apa yang dituju.

Perlu diingatkan lagi, pendidikan yang tinggi memang sangat diperlukan dan sayangnya tidak semua orang bisa mendapatkannya. Akan tetapi saya menghimbau minimalnya seseorang haruslah bisa membaca, menulis dan berhitung. Bukan saja untuk memberantas buta huruf atau buta aksara tapi calistung merupakan hal pokok dalam hidup untuk bersosialisasi.

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun