Mohon tunggu...
Indra Wirawan
Indra Wirawan Mohon Tunggu... -

Mahasiswa pencita-cita Pembebasan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar "Sesuatu" dari Jepang

20 Agustus 2013   23:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:03 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang dimaksud "sesuatu dalam diri" itu ? Apakah cuman orang-masyarakat-bangsa yang berhasil saja yang memilikinya?

Kalau jawabannya "ya", maka sungguh Tuhan tidak adil kalau begitu. Kalau jawabannya "tidak demikian", lantas apa "sesuatu" itu?

Bangkit dan terpuruknya suatu peradaban, bangsa, masyarakat-individu tergantung dengan pemikirannya. Kita dapat belajar dari sejarah, besar atau kecil, sejarah orang lain atau masa kita sendiri bahwa untuk dapat menyelesaikan seribu langkah perjalanan maka kita harus menginternalisasi dalam pemikiran kita untuk dapat menaklukan tugas tersebut. Begitu pun dengan diri ini, jika mengharapkan sebuah keberhasilan-kebangkitan maka seyogyanya merubah pemikiran-mind set-kita.

Kita pun dapat belajar dari sejarah. Sejarah dari para orang-orang berhasil, sejarah kehidupan para peradaban yang telah berlalu. Bahwa mereka bangkit dan begitu pun terjatuh hancur luluh lantak hingga hanya bisa menyisahkan puing peradaban di karena "pemikiran" yang mereka emban.

Masyarakat Arab Jahiliyah, Pra Islam menjadi bangsa yang tidak apa-apanya dalam jepitan dua imperium besar pada waktu itu (Persia dan Romawi Timur) karena pemikiran yang mereka emban, praktikkan, dan sebarkan dalam kehidupan mereka.

Namun, setelah mereka mentransformasi kehidupan mereka, cara pandang, fikrah dan thariqahnya berdasarkan Islam (Ideologi yang Haq) membuat mereka bagai masyarakat di yang terkena "sulap". Cepat bertransformasi, hingga mereka mampu menaklukan dua imperium besar pada waktu itu hingga kekuasannya meliputi 2/3 bumi ini.

Kita pun dapat belajar dari kisah-kisah lainnya. Bagaimana hancurnya peradaban Mesir (kaum Nabi Musa), Kaum 'Ad, Kaum Tsamud, kaum Nabi Nuh karena rusaknya apa yang mereka yakini, pikirkan tentang kehidupan di dunia ini. Mereka adalah kaum-kaum yang pemikirannya congkak, angkuh hingga mereka mengabaikan petunjuk "Ilahi" yang di bawah oleh para Nabi/Rasul Allah, hingga puncaknya terdapat diantara mereka dengan berani mengangkat dirinya sebagai Tuhan.

Korelasi dengan Jepang

Apa yang dimiliki Jepang hari ini dikarenakan mereka "sedikit" telah mengambil rahasia kehidupan ini. Penghargaan tinggi terhadap waktu, penghargaan-penghormatan kepada sesama, kegigihan-keuletan membuat mereka melangkah maju.

Padahal, jauh sebelum itu 14 abad sebelumnya dalam Kitab suci Al Quran Allah SWT telah menyampaikan firmannya agar kita memperhatikan waktu "Demi Masa". RasulNya Muhammad SAW telah memberikan, menyampaikan sabdanya bahwa "Tidak beriman diantara kalian sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri", dan "Siapa yang ingin menguasai dunia, berhasil di dunia hendaklah dengan ilmu....".

Jadi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun