Dan aku pun terdiam, membeku seolah waktu tak berlaku. Melepas genggaman dan berdiri membelakangi Suri. Aku tak mampu lagi menatap raut wajahnya yang penuh kesedihan. Kebohonganku telah terbongkar.Â
Dan di malam itu pula baru aku tahu, Suri pun sudah berbohong soal hubungannya dengan Safei. Ia telah lama mengikat janji, dengan kakak lelaki Safei bernama Wahid, pejuang republik yang melarikan diri ke Australia.Â
Namun aku tak tahu, jika kedatangannya adalah untuk yang terakhir kali. Bila tahu saat itu Suri tengah dikejar oleh tentara, karena membunuh seorang perwira AFNEI dan mencuri dokumen rahasia mereka, tentu aku takkan melepaskan genggaman tangannya dan membiarkan ia pergi.
Hingga kabar berhembus, Suri tewas dihabisi intelejen NEFIS setelah tertangkap di Cirebon kemarin malam. Namun ada juga yang bilang, ia terlihat menyambut seorang lelaki di depan kapal Esperance Bay di pelabuhan Semarang.Â
***
Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.Â
Indra Rahadian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H