Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Risalah Tahun Baru

15 Januari 2022   12:15 Diperbarui: 15 Januari 2022   12:17 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lukisan perempuan berjalan di bawah hujan (Gambar: limitrofe Via Pixabay)

Konon Julius Caesar menjatuhkan asa pada bisikan Sosigenes dari Alexandria. Meraih masa, meletakkan angka-angka pada deret nama dewa. Dan sejak itu, orang-orang berpesta pora. Membuka lembaran baru, menutup cerita. 

Kubilang, "Kemarin malam Dewa Janus terkapar di balik pintu. Mabuk. Dan tak seorangpun beranjak dari masa lalu. Percayakah kau padaku?"

Di malam itu, sendirian kau menghitung mundur untuk mendengar dentuman. Menunda waktu tidur untuk melihat percikan api. Melangkah di batas masa lalu, dan masa depan. Lantas menipu hati, menaut harap pada rangkaian teka-teki. 

Menitipkan air mata di pertigaan jalanan basah. Di antara bulir-bulir air yang menempel di kaca jendela. Di balik hujan yang mendera resah gelisah. Hingga kau terlelap, berselimut resolusi berdebu yang kian lusuh. 

Dan kau bertanya, "Kemana perginya para peniup terompet?"

"Mereka melangkah ke masa depan, tetapi jiwanya terikat di masa silam." 

Batam, 15 Januari 2022

Indra Rahadian 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun