Selamat pagi, keindahan. Biarlah kusimpan engkau dalam lamunan. Di hati terlalu penuh. Berdesak-desakan. Dan aku terlalu acuh untuk merapihkan segala kenangan.Â
Pada setiap tetes embun. Pada setiap wangi bunga. Pada angin dingin yang berhembus ke telinga. Pada ranting dan dedaunan berselimut kabut. Di awal hari yang lalu, kita merangkai bahagia. Meski hari itu cuma untaian cerita.Â
Tak perlu risau. Patah tumbuh hilang dapat dicari. Hari berganti hari. Dan setiap kita beradaptasi. Meninabobokan kesedihan. Bersyukur dan melewati segala keresahan.Â
Tak perlu terlalu lama terlena dalam lembayung senja. Kegelapan malam berganti kehangatan pagi. Tak ada badai yang tak reda. Menepi atau berlari. "Nafas kita masih panjang, bukan?"Â
Dan waktu adalah kefanaan paling ngeri. Meski mengiba, ia takkan kembali. Di sanalah tersimpan penderitaan dan kebahagiaan. Ruang hampa bersekat ingatan. Terkunci.Â
Namun desir angin senantiasa membelai kepedihan. Dan semuanya akan baik-baik saja. Maka tersenyumlah. Hari masih cerah.Â
Bukankah kita tahu kemana arah melangkah.
Batam, 25 September 2021
Indra Rahadian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H