# 1
Sekali waktu aku mengumpat di depan cermin, pada diriku sendiri
Menusuk dalam-dalam di ruang yang tersembunyi pada sepasang pupil
Hingga kulelah berkontemplasi di sudut sempit otak kiri dalam sepi
Kukemas logika dan melemparkannya pada dunia yang tak adil
Ada banyak kisah cinta di dunia yang berakhir tragis
Perayaan patah hati yang biasa dinikmati pada layar televisi
Atau catatan tangis dan sesak di dada pada sebait kata-kata puitis
Dan mantra-mantra katarsis menjadi norak seiring waktu berlalu pergi
# 2
Kau bilang, kita berpijak pada dua biduk yang berbeda di lautan yang sama
Rayuanku sungguh tak bermutu, tatkala rindu dihantam kata-kata pilu
Dan kau bilang, "tak habis pikir, bagaimana caranya kita bisa bersama?"
Ternyata kautelah membenamkan aku di kepala, bukan di hatimu.
"Kita dapat melewati badai ini, sayang."
"Tetapi, untuk apa? biduk ini tak pernah punya haluan."
Batam, 14 Juni 2021
Indra Rahadian
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI