Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Manusia dalam Berita

25 Mei 2021   11:56 Diperbarui: 25 Mei 2021   12:12 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru saja jemarinya membuka pintu kulkas di dapur, tiba-tiba muncul pesan dari Ratmi. Tak ayal, Meila malah penasaran membaca dan terduduk di meja makan. 

"Jeng, coba lihat berita dari Lambe Parah, ternyata benar dugaan saya. Eh iya, bantu report acara bincang-bincang bintang. Mereka lagi jelek-jelekin Dito dan Wulan tuh!" 

Meila bagaikan tersihir mantra pemikat, bernafsu segera mengikuti arahan yang diberikan Ratmi melalui pesan singkat. Tanpa komando, Ia kembali berselancar di dunia maya. 

Melihat istrinya malah terpaku di layar handphone, akhirnya sang suami memesan makanan melalui aplikasi online. 

Setelah itu, ia mulai iseng membalas satu persatu pesan dari wanita-wanita malam yang baru dikenalnya seminggu terakhir. 

Nun jauh di sana, di istana megah di kawasan perumahan elit di Jakarta. Wulan dan Dito baru saja pulang dari lokasi syuting. Setelah merekam aktivitas pribadi sepanjang jalan. Mereka berdua terbaring lemas di atas ranjang. 

"Mas, apa tak berlebihan membiarkan kehidupan anak kita terus di sorot lensa kamera?" kerutan pada dahi, menandakan Wulan serius dengan pertanyaannya. Ia merasa aneh, kala bayi kecilnya menangis saat merasakan tak ada kamera di sekitar. 

"Kita sudah putuskan ini sejak lama, bahkan ada kontrak kerjasama dengan beberapa media. Finansial anak kita terjamin kelak," jawab Dito, seraya merangkul Wulan.

Malam itu, Dito berusaha memberi pengertian pada Wulan. Bahwa apa yang mereka lakukan, hanyalah tuntutan pekerjaan dan media hiburan untuk penggemar. Dan apa yang telah mereka capai, tidaklah instan. 

"Lihatlah, ranah privasi sudah menjadi konsumsi publik di masa kini. Kehidupan pribadi telah menjadi komoditas," ujar salah seorang narasumber acara bincang-bincang bintang. 

Meila dengan segera menggulirkan keypad ke channel media lain. Dengan wajah masam ia berseru, "Halah, pansos!!"

Hari itu dan hari-hari berikutnya, Meila masih sibuk mencari tahu kebenaran dari analisa yang disampaikan Ratmi. Fokus mengurusi kehidupan orang terkenal, tetapi malah luput mengurusi kehidupannya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun