Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Di Myanmar, Rezim Militer akan Abadi?

18 Maret 2021   23:07 Diperbarui: 18 Maret 2021   23:16 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan Panjang Demokrasi Myanmar. 

Bila eksodus warga Myanmar ke luar negeri semakin besar, justru akan membuat pengaruh junta militer semakin kuat. Demonstran anti kudeta akan ditahan dan dihabisi. 

Perlawanan sipil akan mengendap dan stagnan. Dan Myanmar (masih) akan kembali pada kendali pemerintahan militer sebelum hadirnya Aung San Suu Kyi. Langkah mundur demokrasi di negeri pagoda emas.

USA melalui PBB hanya akan menjatuhkan sanksi-sanksi ekonomi dan diplomatik, alih-alih terus mengecam. Pilihan untuk menerjunkan penjaga perdamaian ke Myanmar, belum mengemuka. Bila itu yang terjadi, maka China dengan tangan terbuka akan memberikan bantuan. Dalih melindungi aset mereka, sudah lebih dari cukup.

Satu tahun mendatang, tak akan ada perubahan berarti. Meski gelombang demonstrasi semakin kuat. Kecuali, timbul pemberontakan bersenjata dari milisi-milisi di area perbatasan. Atau, PBB mengirim tentara penjaga perdamaian dalam waktu dekat.  

Liga Nasional untuk Demokrasi (LND), sepertinya harus mencari figur lain. Lima tahun kekuasaan semu Aung San Suu Kyi, terbukti tidak dapat merangkul pejabat militer untuk mengembangkan demokrasi dan telah gagal mengikis pengaruh militer yang solid. 

Kata "rekonsiliasi," mungkin belum ada dalam kamus bahasa Myanmar, dan mereka harus mulai menerapkan kata tersebut. Nasib rakyat Myanmar ada di tangan mereka sendiri. Meski saat ini, tangan rezim militer masih enggan memberikan kedaulatan. 

**

Referensi: 

  • Wikipedia
  • Kompas.com
  • CNN

Indra Rahadian, 18 Maret 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun