Paley memandang sekeliling, perasaannya tidak tenang. Malam itu, seperti ada yang tengah membuntutinya.Â
Namun, ia tak melihat siapapun di sana. Hanya pohon kelapa dan kunang-kunang. Berbekal keberanian dan rasa penasaran, ia melanjutkan perjalanan.
Malam itu, seharusnya Paley tidur. Namun, wahana permainan malam di ujung desa. Membuat Paley memutuskan keluar rumah, tanpa sepengetahuan ibunda.Â
Tampak burung gagak, bertengger di atas pohon kelapa. Memperhatikan gerak gerik Paley.
"Apa yang dilakukan anak kecil, malam-malam seperti ini."
Tiba Paley di ujung desa, tak ada siapapun di sana. Ternyata, wahana permainan sudah tutup. Paley pulang dengan perasaan kecewa. Mengendap-endap, masuk ke rumah dan tertidur pulas.
Ibunda membangunkan Paley di pagi hari. Namun, Paley yang masih mengantuk malah tertidur kembali.Â
Hingga, akhirnya ia pun terlambat pergi ke sekolah. Mandi terburu-buru, memakai baju dan celana terbalik, dan rambut yang belum disisir rapi.
Ibunda menyiapkan bekal untuk Paley, mengetahui anaknya tidak sempat untuk sarapan. Paley mengambil bekal itu dan bergegas pergi ke sekolah.Â
Di tengah jalan, ia membuka bekal yang diberikan ibunda. Ternyata, sayur mayur dan tempe goreng.Â
"Aku tak suka sayuran, kenapa Ibu masih saja memaksa," omel Paley.