Sementara, WFH tidak lagi dilaksanakan dan berganti WFD. Rutinitas kantor dan bekerja akan kembali seperti sedia kala. Di sinilah, waktu merawat tanaman hias akan sangat terbatas.
Hal ini, berdampak pada jenis tanaman hias yang akan menjadi pilihan masyarakat. Harga tidak lagi fantastis dan perawatan tanaman, tidak lagi merepotkan.
Pilihan yang paling masuk akal adalah jenis tanaman kaktus, sukulen dan lidah buaya. Namun, dengan jenis yang berbeda. Unik dan cantik.
Sekedar berprediksi. Kondisi pandemi yang masih berlangsung, akan mengerem kolektor tanaman hias untuk tidak lagi jor-joran dalam melempar harga.Â
Rayuan lidah mertua dan blue star fern, akan bergeser pada jenis-jenis tanaman kaktus. Dari bunny ear dan fishbone. Alternatifnya, jatuh pada jenis tanaman hias sukulen.
Cocok dengan tren tanaman indoor kekinian. Harga terjangkau, mudah perawatan dan sedap dipandang. Ya, sukulen panda tentunya.Â
Meskipun gagal tren pada 2018, jenis tanaman hias sukulen kian menjadi pilihan. Kebutuhan tanaman indoor, turut mendongkrak popularitasnya.Â
Di jual dalam pot kecil, harga mulai dari 30 ribu - 90 ribu rupiah. Saat ini. Jika sampai tren dan pasokan langka, bisa jadi lebih mahal. Tapi, tidak akan semahal lidah mertua.
Sukulen Panda (Kalanchoe tomentosa) adalah sejenis tanaman kaktus. Berdaun imut, tebal dan berbulu. Di prediksi tren pada tahun ini.
Berbeda dari tanaman lainnya, sukulen tidak menghasilkan karbon dioksida pada malam hari. Namun, terus memproduksi oksigen.Â
Tak salah, sukulen panda dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Menjaga kualitas udara dalam ruangan, dan efek terapi bagi pemiliknya.Â