“Imagination is more important than knowledge. For knowledge is limited, whereas imagination embraces the entire world, stimulating progress, giving birth to evolution.” _ Albert Einstein.
FIKSI, merupakan anak kandung imajinasi. Dalam bentuk catatan, bisa berupa puisi, prosa, cerpen dan novel.
Menuangkan imajinasi dengan kata-kata indah dalam tulisan. Bermanfaat, untuk menambah daya tarik cerita. Tergantung pesan yang ingin disampaikan dalam artikel fiksi.
Ide, gagasan dan pemicu bisa bermacam-macam. Namun, saat mulai menulis. Penulis pemula biasanya terkendala oleh kaidah bahasa, berupa tanda baca, kosakata dan susunan paragraf.
Kendala lainnya, bisa berupa setting alur, latar, karakter tokoh, dialog, percakapan, awalan dan akhiran. Padahal, tema dan jalan cerita, sudah meronta-ronta ingin dituangkan dalam tulisan.
Dalam menulis puisi, hal di atas "sah" diabaikan. Kemerdekaan kata-kata, licentia poetica dan selera, menjadi payung terbaik menerima kritik. Namun, "halal" hukumnya mengambil pengetahuan mumpuni untuk menambah skill menulis.
Tiba menulis, jumlah kata yang terlalu banyak atau sedikit. Terkadang menjadi bahan pikiran penulis. Bagaimana caranya, membuat pembaca tidak bosan membaca tulisan kita.
Untuk penulis atau pengarang yang sudah mumpuni dengan jam terbang tinggi, hal tersebut tidak menjadi kendala. Fans garis keras, hanya akan menuntut kesinambungan karya terbaru mereka.
Namun bagi penulis pemula, termasuk saya. Hal tersebut perlu dipelajari seiring waktu berjalan. Tanpa harus menunda, menulis dan menayangkan artikel fiksi.
Modal nekat? Kenapa tidak. Posting artikel fiksi pertama dengan penuh percaya diri. Selanjutnya, jaga konsistensi untuk terus menulis dan memperkaya pengetahuan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!