# 07:30 Stasiun Bojong Gede
Munaroh Anjarwati, biasa dipanggil Mumun. Berdiri menanti commuter line di peron stasiun, dengan senyum yang kecut di balik maskernya. Lara bergelayut dalam hatinya yang pilu, setelah sang pujaan hati, ternyata berstatus suami orang.
Keputusan untuk mengakhiri hubungan semalam, membuatnya harus mencari cara move on. Bersantai sejenak di Bogor, adalah salah satu rencana me time yang menjadi pilihannya.
Jemari imutnya tak henti menari pada layar ponsel, mengirim rencana kedatangannya pada Saskia, sahabat karibnya di kota seribu angkot.
Mumun berharap, luka hatinya terobati dengan canda tawa dan suasana kota yang terkenal selalu memanjakan para pelancong.
Soto mie, Laksa, Doclang dan Asinan Bogor, sudah terbayang dalam benaknya untuk dinikmati.Â
Terlihat commuter line datang dari arah Jakarta, Mumun terbelalak kaget melihat sesak penumpang di gerbong khusus wanita. Ia pun sepertinya harus menunggu kereta berikutnya karena malas berdesak-desakan.
"Duh ketinggalan, teh punten. Kereta ke Bogor, jam berapa lewat lagi?" Tanya seorang lelaki pada Mumun.
Mumun tak langsung menjawab, ia mundur dua langkah dari tempatnya, kemudian berkata, "paling lama setengah jam, Pak."
"Dih, jangan panggil bapak. Panggil Aa saja," ujar lelaki tersebut.