Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merayakan Pantun, sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia UNESCO

18 Desember 2020   14:58 Diperbarui: 18 Desember 2020   15:03 561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

HASIL sidang UNESCO telah mengesahkan pantun sebagai warisan budaya tak benda dunia, sidang dilaksanakan secara virtual sejak tanggal 14 Desember 2020 sampai 19 Desember 2020.

Pada tanggal 17 Desember 2020, akhirnya pantun disahkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia, bersama Indonesia dan Malaysia. 

Dua jempol untuk kinerja Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO - Kemdikbud RI. Dan Kantor Wakil Republik Indonesia untuk UNESCO, serta Pemerintah Provinsi Riau, sejak tahun 2017.

Sumber : ich.unesco.org
Sumber : ich.unesco.org

Maka dengan hasil ini, Indonesia kembali menambah daftar warisan budaya tak benda dunia versi UNESCO sebagai berikut :

1. Keris
2. Pertunjukan wayang
3. Pelatihan dan pendidikan batik
4. Batik
5. Angklung
6. Tari Saman
7. Noken
8. Tari tradisional Bali
9. Kapal Pinisi
10. Pencak Silat
11. Pantun Melayu, (Bersama Malaysia)

Pantun Melayu, harus terus hidup dan dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kedua negara. Sebagai tuntunan moral, kesenian, pendidikan dan hiburan.

Lebih jauh, semoga pantun dapat berperan dalam pengembangan ekonomi kreatif, advertising dan pariwisata. Kenapa tidak, jika pantun dapat diterjemahkan dalam berbagai bahasa di dunia.

Sebagai contoh ; salah satu maskapai penerbangan nasional, menggunakan pantun untuk menyapa penumpang saat take off atau landing.

Gadis cantik berbaju kurung, bertopi jerami
Setiap pagi bertemu, senyumnya manis sekali.
Terima kasih sudah terbang bersama kami
Selamat datang di Kuala Namu, sampai jumpa lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun