AROMA bunga seroja, membius siapapun yang berada di halaman paviliun tua, peninggalan masa kolonial Belanda tersebut.Â
Paviliun yang terletak di desa Kuntji - Tegal Rejo. Merupakan bagian dari rumah besar milik keluarga besar Tan Eng Tjok, saudagar gula aren pada masanya.
Pada tahun 1947, rumah besar keluarga Tan Eng Tjok habis terbakar dan hanya menyisakan bangunan paviliun yang masih kokoh berdiri.
Keluarga Tan Eng Tjok, kini sudah tidak ada penerusnya. Setelah kehilangan putra satu-satunya yang bernama Tan Kwe Hok alias A kew, pada peristiwa kebakaran tersebut.
Konon, paviliun tua tersebut berhantu dan masyarakat seringkali melihat penampakan mahluk halus di sekitarnya.
Terlihat dua orang berpakaian hitam berkain sarung, di luar pintu masuk paviliun seroja. Mereka tengah mengendap-endap, dengan membawa sebuah buntelan di tangannya masing-masing.
"Aku ra gelem mlebu!"Â ujar Toro.
"Terserah, daripada kamu diamuk massa!" Jawab Wito.
Setelah lama berunding, merekapun sepakat masuk ke dalam paviliun. Melalui salah satu jendela di samping kanan bangunan.
"Maling..maling!!" Terdengar samar-samar suara warga dari arah perkampungan.