Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Serenade, Senja dan November

21 November 2020   08:30 Diperbarui: 21 November 2020   08:36 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by Pixabay

STEVEN meletakkan gitarnya tergesa-gesa, kemudian turun dari atas sebuah panggung yang sesak dengan ribuan penonton.

Malam itu, ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan, hobi dan jalan hidupnya, berlari mengejar sebuah takdir yang menunggu diujung senja.

Jodoh bukanlah sesuatu yang bisa diprediksi, kadang sebuah hubungan yang sekuat tenaga diperjuangkan, nyatanya hanya sebatas singgah pada rangkaian kehidupan.

Bandung, November 2007

Semangkuk mie ayam mengobati suasana hati Mei yang baru saja putus dari pacarnya, pada jam istirahat disebuah kantin sekolah menengah atas di kota Bandung.

"Ehmm, Smeell Like Teen Spirit, begajul ah," gumam Mei.

Samar terdengar suara petikan gitar dari dalam studio musik sekolah, berbatas tembok kantin tanpa peredam suara yang baik.

"Eh, udah ganti nih Trully Madly Deeply, asik juga," kembali Mei bergumam sendiri.

Piyung yang memperhatikan gelagat aneh Mei, menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, "habisin cepetan, udah mau masuk nih."

"Masuk kemana, keluar aja belum," jawab Mei asal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun