Sebuah perahu motor melintas dibawah jembatan Ampera, sore yang ramai seperti biasanya di kota Palembang.
Budin bertemu dengan Sahat ditepi sungai Musi, saat mereka baru saja turun dari perahu didermaga Bekang sore itu.
"Sahat, darimano?" Tanya BudinÂ
Sahat, yang baru saja menyadari kehadiran Budin pun menjawab, "wah, kawan lama ternyata, marilah ngopi kita becakap-cakap.
"Aku dari sei siput, puji syukur tuntaskan bisnis," lanjut Sahat.
Mereka pun sudah tiba di kedai kopi tak jauh dari dermaga, memesan dua porsi mpek mpek kapal selam dan dua cangkir kopi Semendo.
"Kau kemana saja Budin, sudah lama tak terlihat batang hidung kau dikampung," tanya Sahat, sambil menunggu kopi datang.
Budin pun menjawab, "ah, samo lah kita, merantau mencari rejeki."
"Aku sudah lamo cari nafkah di Palembang, ini baru sajo selesai dari karang agung berkunjung dari tempat kawan," lanjutnya.
"Kawanmu, tinggal kampung apa? Kalau punya walet mungkin aku kenal," ucap Sahat.