Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perihal Aksara Menembus Kepala

20 Oktober 2020   12:48 Diperbarui: 20 Oktober 2020   13:01 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hei..
Membias wajahmu dalam ingatanku
hampir lupa betul mengingat kelakarmu dalam tulisan
tak penting bagaimana kau punya tampang
membaca dua tiga puisimu sepanjang jalan
susah hati pun ku tersenyum.

Dideras masa dikoyak sepi..
senja ataukah fajar sama rasanya
digelas kaca atau dalam botol whiskey
ditengah-tengah badai hampa maknanya
kenyataan lebih memabukkan dari tuak
dan mimpi seperti angin lalu.

Hei..
Mata merahmu masihkah bisa melihat
jiwa yang bersemayam dalam catatan kini berhamburan berlarat-larat
tak penting kemana biduk itu kau bawa berlayar
pada dermaga keabadian dia bersandar
pedih perih pun dibawa lari.

Setiap kata yang diucapkan terbata-bata..
Menyala dalam aksara menembus kepala
berganti kertas dengan layar dalam genggam sama tertanam
Pena dimakna jari menari menari
Mungkin kau yang memulai semua ini menjadi.

Sepertinya tak akan ada cerita.. puisi yang tertinggal oleh jaman.
Chairil !?

Indra Rahadian
Batam, Oktober 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun