Hujan tak kunjung reda..
Segelas kopi hampir tak bersisa, ah biar saja aku tak tergesa.
Semoga gerimis cepat menyapa.
Obrolan disini tak pernah kurang bahasa,
Berlalu satu datang seribu.
Kadang jengah membualkan hal yang sama.
Terjebak hujan berbagi kata-kata, kadang bias, kadang biasa.
Diseberang jalan dua ekor gagak berkelakar.
Dideras hujan mengibas sayapnya.
Kadang berlindung dibalik kerdus, sesekali hinggap terbang keatas dahan.
Dahan yang basah, yang hampir patah.
Sesekali menatap ke arahku, berharap mencabik roti dari meja ku.
Sebatang kretek tak kunjung terbakar, ah biar saja aku bersabar.
Aku tak bawa payung untuk keluar, berharap lekas bisa bergegas.
Sedikit kuyup tak apa, penat mendengar orang bertengkar.
Melempar kata pada tiap meja, sekejap mesra lalu bermula.
Hujan tak kunjung reda...
Sudah datang gelas kedua..
Menutup telinga pada sebelah meja...
Menanti waktu untuk berlalu...
Batam, September 2020
*(Indonesia seperti kedai kopi, dikala hujan (pandemi) dengan sesak pelanggan, hiruk pikuk didalam, sementara diluar? ancaman menanti)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H