Mohon tunggu...
Indra BudimanNst
Indra BudimanNst Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jambi

Saya adalah seorang mahasiswa di Universitas jambi yang sedang belajar menuangkan pemikiran saya melalui tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stoikisme Abu Nawas

14 April 2023   00:41 Diperbarui: 14 April 2023   00:42 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman teman tulisan ini bukan tulisan mengenai filsafat bukan, saya tidak mengerti apa apa soal filsafat saya tidak akan mengutip filsuh filsuh terkenal, gak akan ada namanya Socrates, Aristoteles,Plato tidak. Di tulisan saya kali ini hanya ingin  berbagai hal hal yang simple dan sederhana ke teman teman apa yang saya pikirkan, apa yang saya rasakan dan apa yang udah saya alami . dan saya tak tau itu benar atau salah, kalau itu benar ya semoga itu bermanfaat buat teman teman dan ya kalau salah semoga teman teman mau belajar Dari ceita itu.

Jadi saya bersyukur dari kecil saya serig diceritakan cerita cerita yang bagus. Dari umur 4 tahun saya sering diceritakan cerita cerita dongeng. Ketika saya masuk umur 6 atau 7 tahun saya sering diceritain hikayat -- hikayat gitu salah satu nya tentang Abu Nawas, siapa yang tidak tahu Abu Nawas. Ada satu cerita Abu Nawas yang sampai sekarang membekas dikepala saya cerita soal Abu Nawas dan temannya, sebut saja temannya Budi.

Jadi di suatu hari Abu Nawas sedang duduk dipohon pinang di sore hari yang begitu syahdu Membakar rokok,meminum kopi dan menyanyikan lagu for twowenty  yah anggaplah kayak itu ya. Terus lagi enak enaknya Indie ni Abu Nawas didatangin Temannya yang Budi tadi , Budi meminta saran ke Abu Nawas kenapa dia meminta saran ke Abu Nawas karena Abu Nawas itu seperti Financial Planner zaman dahulu, Abu Nawas itu sering menasihati orang di saat itu sering memberikan masukan masukan Financial, literasi keuangannya bagus pokoknya orang yang didengarkanlah, makanya karena Budi ini punya kedektan dengan Abu Nawas dia memanfaatkan kecerdasan Abu Nawas dengan meminta saran kepada Abu Nawas.

 Datanglah Budi ini kepada Abu Nawas " Wahai Abu saya ini pusing financial, jadi gini Abu saya merasa hidup saya ini tidak Bahagia karena  rumah saya terlalu kecil, pendapat saya UMR saya Cuma bisa beli rumah tipe 3x6, sedangkan saya pengen sekali punya rumah seluas istana, karena rumah kecil ini sumpek banget masuk pintu udah ketemu dapur", Abu Nawas pun menjawab " kalau begitu kamu beli saja kambing sekarang setelah itu kamu masukkkan kedalam rumahmu dan 3 hari setelah itu kamu datang Kembali kesini". Budi kaget ini baru ngeluh kalau rumahnya sempit tapi sama si Abu Nawas disuru masukin kambing, Budi mau nentang mau mendebat Abu Nawas tapi disatu sisi dia mikir Raja saja dengar kata Abu Nawas apa lagi saya hanya kelas menengah begini, yaudalah saya ikuti aja kata Budi, akhirnya dia beli di masukin kerumahnya 3 hari kemudian dia datanglah ke Abu Nawas" Wahai Abu saya sudah mengikuti perintahmu saya sudah beli kambing tapi kok rumah saya makin sumpek, makin sesak ya, mana bau lagi tu kambing", Abu Nawas menjawab " Sudah beli satu kambing sekarang beli lagi satu kambing", Budi:" ah gila lu satu kambing saja udah bikin sumpek masak saya beli dua kambing, ini masukin rumah lagi nih?", Abu Nawas:" Ya iya dong". Akhirnya dibeli lagi satu kambing oleh si Budi dan 3 hari setelahnya Budi datang lagi kepada Abu Nawas dan complain " Ini rumah saya makin sesak makin gak ada Langkah buat jalan, makin bau udah saya berisihin tetap saja bau, untuk apasih kambing- kambing ini saya masuki kerumah" Abu Nawas: "Setelah 2 kambing ini yang terakhir kamu beli 1 Sapi dan masukin juga kerumah seperti kambing- kambing itu " adan sama seperti sebelumnya Budi hanya menurut saja apa yang dikatakan oleh Abu Nawas, akhirnya makin padat rumah si Budi yang kecil ini ada 2 kambing dan 1 sapi pada akhirnya Budi tidak tahan terus dia pergi dan datang ke Abu Nawas bawa pedang " Wahh engkau mengerjai saya engkau Abu aslii kau mengerjain saya berantam lah kita darah ketemu darah" Abu Nawas: " Sabar dulu wahai Budi", Budi: " Bagaimana tidak marah rumah saya sempit engkau suruh saya beli kambing 2 sapi 1 terus dimasukkan kedalam rumah makin gila lah saya wahai Abu" Abu nawas: " Yaudah kamu jual 1 kambing nanti 3 hari kemudian kamu datang lagi Kembali kesini". Akhirnya diikutin sama Budi dijual lah kambingnya, setelah kambingya dijual si Budi datang lagi ke Abu Nawas " sekarang rumah saya sudah agak lebih lega seenggaknya Cuma tinggal satu kambing sama satu sapi doang". Abu Nawas :" Bagaimana perasaanya Budi lebih santai?" Budi:" ya agak lebih santailah dulu sumpek banget ya 2 kambing 1 sapi sekarang 1 kambingnya sudah pergi ya lumayanlah legal ah dikit tapi masih sumpek" Abu Nawas:" ooo masih sumpek jual kambing satu lagi", akhirnya dijual lagi 1 kambin sama Budi tiga hari kemudian Budi dating lagi kepada Abu Nawas, Abu Nawas bertanya " Bagaimana Budi setelah menjual kambing yang keduanya?" Budi: " Entah kenapa sekarang jauh lebih lega tinggal satu sapi doang ni yang masih nyeruduk- nyeruduk" Abu Nawas:" ooo kalau gitu jual saja sapinya". Tiga hari kemudian Budi dating lagi kepada Abu Nawas "  Yaa Abu Nawas saya merasa sangat Bahagia, saya merasa sangat lega,saya merasa sangat-sangat bernafas, saya merasa rumah saya sekarang sangat luas dan sangat nyaman untuk ditinggali setelah dua kambing dan satu sapi itu hilang, sekarang saya merasa bebas dan merdeka". Abu Nawas hanya tersenyum mendengarnya sambil membakar rokoknya. HABISSS.....

Saya kira teman teman semua Sudah nangkaplah sama cerita barusan waktu kecil dengarin cerita itu ya saya akui saya terhibur tapi belum menangkap banget sama maknanya itu gimana, sampai suatu Ketika saya berada di turning pointya saya ibarat kata kalau kamu liat saya sekarang orangnya nyantai, gak terlalu ambisius,hidup seadaanya itu banyak proses cuy karena  dulu saya sempat di posisi yang mana saya mencari pengakuan orang lain, mencari pujian orang lain, saya pengen diakuin sebagai orang yang sukses oranng yang berhasil, saya pengen bisa memotivasi  orang lain bisa menggurui orang lain berbagi cerita kesuksesan saya, yah dan saya dalam keadaan itu lama bener- bener lama karena saya pikir itulah tujuan hidup saya, saya merasa diri say aini special, saya akan memberikan perubahan kepada dunia hehe, and then makin kesini apapun yang saya inginkan beberapa ada saja yang gagal terwujud saya merasa kecewa atas diri saya sendiri say selalu merasa semesta tidak mendukung saya merasa dunia ini tidak adil, sampi pada turning pointya saya ingat cerita yang bapak saya ceritakan waktu kecil, disitu saya mulai berfikir, apasih yag selama ini say lakuin kenapa saya menyiksa diri say sendiri, nah Ketika pemikiran begitu mulai muncul saya mulai menerima diri saya sendiri dengan segala kekurangan saya .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun