Mohon tunggu...
Indra Djalalluddin
Indra Djalalluddin Mohon Tunggu... -

Nama saya Indra Lesmana. Putra asli daerah Bangka Belitung. Saya hanyalah orang biasa saja yang memiliki ketertarikan lebih terhadap tempat-tempat pariwisata yang ada di Indonesia terlebih wisata yang berbau sejarah Indonesia. Dengan segala keterbatasan berkeinginan berkeliling Indonesia mengunjungi tempat-tempat wisata yang terkenal di Indonesia serta mempromosikannya ke dunia luar. Ingin menjadi turis di negeri sendiri. Bagaimana dengan anda..?

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mantai ke Pulau Pari [2012]

30 November 2012   06:51 Diperbarui: 20 Maret 2017   20:00 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata orang yang sering saya baca di Blog blog travel, gampang sekali mencari tempat yang namanya Muara Angke. Tinggal jalan menuju ke arah Pluit, kalo dah mulai kecium bau bangke ikan campur air got sama ikan asin bercampur bau rendeman baju satu minggu berarti dah deket ke Pelabuhan Muara Angke. Dan ternyata benar sekali apa yang saya baca. Muara angke terlihat sangat becek dan kotor sekali. Tumpukan-tumpukan sampah bercampur bangke ikan terlihat dimana-mana.  Aroma aneh yang menyengat hidung menembus ke paru-paru sudah tercium dari radius beberapa meter dari kejauhan. Dan parahnya saya harus menunggu teman satu travel untuk berangkat ke Pulau Pari di SPBU yang berada persis disebelah pasar ikan Muara Angke. Cetar membahana sekali pagi itu :)

Sempat jiper juga melihat kapal kayu tua yang akan membawa saya berlayar menuju Pulau Pari di Kepulauan Seribu. Saya yakin usianya lebih tua dari saya. Kapal kayu yang tidak begitu besar berlantai dua dengan terpal seadanya sebagai penutupnya. Walau demikian kapal ini menyediakan jaket pelampung lusuh yang saya perkirakan jumlahnya tidak sebanding dengan penumpang yang akan diangkutnya. Tentunya hal ini sudah saya antisipasi sebelumnya dengan membawa pelampung sendiri daru rumah hehehe. Pagi itu kapal sudah penuh sesak dengan penumpang. Dempet-dempetan kayak ikan sarden. Lebih mirip imigran gelap yang minta suaka ke negeri lain ketimbang perjalanan piknik.. ya begitulah ada harga, ada mutu. Mau yang lebih mewah bisa gunakan jasa speed boat via Marina Ancol dengan merogoh kocek kurang lebih 200 ribuan untuk sekali jalan. Gak gak gak kuat gak gak kuat kata nya 7 Icon :)

Pemandangan yang sungguh mengerikan melihat keadaan perairan teluk Jakarta sekitar Muara Angke. Perairan Muara Angke tak ubahnya seperti tong sampah raksasa yang tiap harinya siap menampung sampah-sampah warga Jakarta. Air yang Berwarna coklat pekat dengan kilauan limbah oil serta sampah-sampah rumah tangga mulai dari styrofoam, botol mineral, bungkus mie instant sampai celana dalam menari-nari mengambang di Muara Angke. Sungguh keadaan yang ironis mengingat Pelabuhan Muara Angke salah satu akses tempat masuknya turis-turis yang ingin ke Kepulauan Seribu. Hhmm… *mengelus dada…..Semakin jauh meninggalkan perairan Muara Angke, keadaan mulai bersahabat dengan penglihatan saya dimana sampah-sampah tidak begitu nampak lagi mengganggu pemandangan saya. Air berwarna biru khas laut, gugusan pulau-pulau, burung yang menyambar ikan menemani perjalanan saya pagi itu. Ombak laut yang membuat kapal goyang ke kanan dan kekiri menambah gairah saya untuk tetap terjaga menikmati ciptaan Tuhan yang begitu mengagumkan ini. Kesan pertama melihat pulau ini adalah sebuah pulau yang bersih dengan Pantai yang landai tanpa gelombang, tidak begitu ramai dan bebas polusi. Memang sebuah pilihan yang tepat menjadikan Pulau Pari sebagai tujuan tempat liburan.Penduduk Pulau Pari sangatwelcomesekali dengan wisatawan-wisatawan yang datang. Mereka sangat ramah-ramah. Bibir yang mengembang dengan ikhlas selalu saya temui sepanjang saya berjalan-jalan di Pulau Pari, baik itu orang tua, pemuda bahkan anak kecil sekalipun. Dari pengamatan saya, sebagian besar penduduk disini menggantungkan mata pencahariannya dari  sektor pariwisata. Ada yang menyewakan homestay, sewa alat-alat Snorkling, Jadiguidelokal, menyewakan kapal dan sebagainya.

13542576491747431177
13542576491747431177
Di Pulau ini saya habiskan dengan berbagai kegiatan. Mengunjungi pantai-pantai yang indah, Snorkeling di Area Perlindungan Laut yang luar biasa indahnya, jelajah pulau Tikus, BBQ dimalam hari, bersepeda, menanam pohon bakau dan lain-lainnya. Sejauh mata memandang biru laut menjadi pemandangan yang tidak membosankan. Aroma laut yang menyegarkan membuat saya betah untuk berlama-lama disini. Selama di Pulau Pari otak dan semangat saya seperti direloadkembali. Semua begitu sangat menyenangkannn… :)

13542577341385963396
13542577341385963396

13542577971553813532
13542577971553813532

13542578661506999748
13542578661506999748
Dua hari satu malam seperti terasa Cuma beberapa jam ketika berada di Pulau Pari. Jam dua belas siang tepat, kapal kembali berlayar menuju Muara Angke, Jakarta. Fiuhh… Ada semangat baru yang saya bawa pulang dan tentunya semoga saya bisa kembali mengunjungi Pulau Pari.

Oktober 2012

*Semua foto-foto diatas adalah dokumentasi pribadi penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun