Mohon tunggu...
indra hardiyana
indra hardiyana Mohon Tunggu... -

mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Bandung my passion is right !

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Teh vs Ikan

13 April 2015   02:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:11 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image result for teh

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Gambar dari http://www.nuga.co/wp-content/uploads/2014/12/Manfaat-teh.jpg"][/caption]

Judul artikel ini memang menarik, mengapa tidakbanyak hal yang ada disekitar kita yang dianggap kecil ternyata mempunyai manfaat yang besar bagi kesehatan kita. Dalam kehidupan sehari-hari, sebenarnya yang termudah dan tersulit untuk menjaga kesehatan adalah dengan memerhatikan asupan makanan/ minuman kita, contohnya saja dengan mengkonsumsi teh dan ikan, tapi dari kedua makanan ini manakah yang lebih baik.

Ikan berkolin

Kolin, nutrien penguat daya ingat, mungkin sebagian kita sudah mengetahui fungsi kolin. Pemenuhan kebutuhan kolin dapat di peroleh dari berbagai sumber pangan suplemen, sumber pangan yang kaya kadar kolin adalah kuning telur, hati dan daging sapi serta ikan. Alasan bahwa di jepang kia tahu bahwa mereka suka makan ikanmereka sangat disiplin sampai-sampai mengkategorikan makanan fungsional, ya salah satunya adalah kolin yang diklaim mampu menjaga kesehatan hati, jantung dan otak.

Kolin merupakan senyawa organik yang memiliki gugus amin dan rumus molekul HOCH2CH2N + ( CH3)3. Meskipun senyawa ini dapat disintesa dari metabolit lain didalam tubuh, ternyata jumlahnya tidak memadai untuk menjaga agar kesehatan tubuh tetap normal.

Di dalam tubuh,kolin memiliki beberapa fungsi biologis. Diantaranya adalah sebagai penyedia gugus metil (CH3), prekusor/senyawa awal dari fosfatidilkolin (penyusun membran sel), fosfolipida pemberi sinyal, dan neurotransmiter asetilkolin.sebagaimana kita ketahui neutrasmiter bekerja sebagai penghubung antara otak keseluruh tubuh. Selain diyakini sebagai nutrien penting, terutama dalam menjaga kesehatan hati dan jantung, akhir-akhir ini terungkap pula kolin menjadi faktor penentu kesempurnaan dalam perkembangan otak. Didalam perkembangan janin, kolin memainkan peranan yang sangat kritis dalam pertumbuhan hipokamus dan septum, yaitu bagian otak yang berfungsi sebagai pengolahan memori. Albright dan kawanya (1999) telah memberikan diet dengan defisien pada tikus-tikus yang sedang bunting pada hari ke-12 sampai 17. Periode tersebut merupakan waktu terjadinya pembelahan sel yang sangat tinggi serta kematian sel yang terprogram, anehnya tikus yang di berikan defisien kolin sedikit mengalaminya.temuan tersebut memunculkan pertanyaan menarik, jika defisien kolin dapat mengakibatkan perubahan, dapatkah suplemantasi kolin memperbaiki kemampuan kognitif (daya pikir dan mengingat).

Berkaitan dengan itu , meck dkk (1988) telah menelitimemori anak tikus yang induknya diberi suplemen kolin pada hari ke-12 sampai 17 kehamilam. Hasilnya terbukti anak tikus tersebut memiliki memori yang lebih baik dibandingkan kontrol (tanpa suplemen kolin).

Dari hasil studi hewan diatas , tampaknya terdapat dua periode kritis saat suplementasi kolin diberikan agar berdambak positif.pertama, berkaitan dengan waktu pertengahan kehamilan ibu (umur 20-25 minggu janin) dan kedua, berhubungan beberapa minggu sebelum melahirkan.

Dari hasil studi lainya bahwa kolin untuk ibu hamil sangat besar manfaatnya,diketahui pula ternya kolin di dalam ASI mencapai lebih dari 100 kali dibanding kadarnya didalam darah,pengaruh suplementasi kolin terhadap memori para remaja telah diteliti oleh ladd dkk (1993). Hasilnya suplementasi kolin 3g menunjukan perbaikan memori secara nyata dibanding mereka yang tak mendapat suplementasi.

Catechin dalam teh

daun teh mengandung 30-40 persen polifenol yang sebagian besar dikenal sebagai catechin. Komposisi daun teh sangatlah kompleks, lebih dari 400 komponen kimiawi telah diidentifikasi terkandung dalam daun teh. Jumlah komponen kimiawi ini berbeda-beda tergantung tanah,iklim, dan usia daun teh ketika di petik. Catechin adalah anti oksidan yang kuat, lebih kuat daripada vitamin E,C dan betakaroten. Di dalam teh terdapat beberapa jenis catechin, yaitu epigallocatechin-gallate (EGCG), epigallo-catechin (EGC), epicatechin-gallate(ECG), gallotechin, dan catechin.

Dalam proses pembuatan teh hitam, catechin dioksidasi(fermentasi) menjadi theaflavins, thearubigens, dan oligomer lainya.theaflavinsbertanggung jawab terhadap munculnya rasa yang khas pada produk teh hitam.thearubigens menyebabkan warna coklat gelap dari teh hitam.karena proses fermentasi. Teh hitam hanya mengandung 3-10 persen catechin, sedangkan teh hijau kandungan catechinya masih sangat tinggi mencapai (30-42persen).

Tes mutagenesis digunakan untuk mendeteksi sifat anti karsiogenik (anti kanker)teh dan komponen kimiawi (catechin) yang ada didalamnya menunjukan, teh dan catechin secara signifikan dapat menghambat mutagenesis begitulah chen dan han et al hasil riset mereka.

Hipotesis selanjutnya teh adalah catechin dapat mencegah terbentuknya ikatan kovalen antara zat karsinogen dengan DNA sel, dengan demikian sel-sel tubuh akan terhindar dari kerusakan. Dalam percobaan binatang, muncul dugaan-dugaan mekanisme catechin dapat menghambat terbentuknya tumor dan kanker. Hipotesis utama adalah efek antioksidan dari catechin berdambak positif terhadap pencegahan tumor atau kanker. Hipotesis ini pada dasrnya mencoba menghubungkan pola minim teh dengan kemungkinan munculnya sel kanker pada manusia. Kesimpulan yang ditarik sebenarnya agak rumitdan belum bisa menjelaskan 100 persen dampak bagi kesehatan.

Penyakit degeneratif lain yang dapat dicegah dengan konsumsi catechin (teh) adalah jantung koroner. Studi di belanda menunjukan, mereka yang minum 2 cangkir teh sehari beresiko setengahnya meninggal akibat penyakit jantung dibandingkan dengan minum teh lebih sedikit, sebagaimana ditunjukan dalam sebuah studi di jepang.

Paradigma sehat dewasa ini mendorongpara ilmuan mengidentifikasi berbagai komponen bio aktif pada makan yang emberikan sehat secara fisiologis. Dengan asupan gizi yang optimal dan didukung oleh unsur nongizi yang positif, potensi genetik maksimal seseorang akan keluar. Catechin berpeluang untuk dikembangkan oleh industri pangan menjadi produk pangan fungsional. Pada dasrnya pangan fungsional dapat mendatangkan manfaat kesehatan bagi yang mengkonsumsinya, pangan alami bisa berkembang menjadi pangan fungsioanal dengan menambahkan komponen bioaktif, meningkatkan kualitasnya dan mengganti atau membuang zat-zat yang berbahaya.

Makanan paradoks

Makanan paradoks adalah makanan yang diduga memiliki efek positif terhadap kesehatan tubuh konsumenya yang menetralkan efek negatif makanan dan minuman lainya. Seluruh makanan yang kita makan bagai pisau bermata dua disatu sisi diperlukan dalam tubuh sebagai energi, dipihak lain ini ada makan yang dapat merusak tubuh akibatnya hipertensi, stroke, dan penyakit jantung.

Masyarakat china dan jepang mempunyai kebiasaan merokok yang sangat tinggi.Dilaporkan, Senyawa racun yang terdapat dalam asap rokok sangat merusak lemak LDL (low-destiny-lipoprotein) darah dan komponen sel lainya, akibat selanjutnya, ya jantung, stroke, bahkan kematian.

Namun paradoks yang terjadi adalah tingkat kematian penduduk akibat penyakit jantung di china dan jepang ternyata lebih rendah dari negara maju. Hal ini terjadi karena ada jenis makanan yang dapat menghambat inisiasi dan perkembangan penyakit jantung.

Menurut hasil analisis, ada dua jenis makanan paradoks yang di duga kuat sebagai penyebabnya, pertama, konsumsi ikan(laut) yang tinggi. Konsumsi ikan yang tinggi berpengaruh pada rendahnya kadar lemak LDL yang “jahat” dan meningkatnya kadar lemak high destiny lipoprotein (HDL) yang “baik” dalam darah.

Kedua , kebiasaan masyarakat china dan jepang yang sangat suka minum teh,terutama teh hijau. Dilaporkan, teh mengandung senyawa flavonoid seperti catechins, theaflavin, dan lainya. Senyawa flavonoid teh ternyata sangat kuat menghambat oksida dan modifikasi yang akan merusak lemak LDL.

Kita semua telah mengetahui manfaat dari teh dengan cetachin dan ikan dengan kolinya, dengan keselarasan antara kesadaran dan ketaatan, niscaya kita dapat menjaga kesehatan tubuh kita dengan baik. Lebih baik lagi kita menjaganya dengan cerdas, maksudnya dengan pengetahuan yang telah kita miliki, kita dapat mencari sumber-sumber yang murah dan mudah didapat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun