Tokoh Phileas Fogg dalam novel karya Jules Verne terbitan 1874 memiliki cita-cita ingin bisa melintasi seluruh dunia hanya dalam waktu 80 hari. Tahun novel ini terbit saat masyarakat Inggris sedang rasakan fenomena, 'Railway Mania'
Berabad-abad sebelum Verne hidup, orang membutuhkan berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun untuk menjelajahi tempat di muka bumi ini. Intinya dunia telah banyak berubah, pun dengan klub yang akan bermain di final Liga Champions musim ini, Manchester City.
Apa benang merah dari novel Jules Verne dengan pembahasan inti dari tulisan ini, Manchester City?
Manchester City berasal dari kota di Inggris, Manchester, tempat di mana lokomotif pertama kali beroperasi di negara kerajaan tersebut.
Pada 1830, rute perdana lokomotif Liverpool-Manchester dibuka untuk umum. Di tahun-tahun itu, sejumlah investor menanamkan modal besar untuk dibuka jalur transportasi kereta api.
Bisnis kereta api di Inggris apda 1880 berkembang pesat. Transportasi kereta kuda sudah ditinggalkan saat itu. Para pelancong dengan cepat bisa berpergian dari atau ke Manchester.
Saat kereta api melintas di kawasan Hyde Road, tempat berdirinya Manchester City, mereka akan berjalan lambat. Di sisi ini, kita bisa melihat perkembangan sepak bola modern tak jauh berbeda dengan perjalanan gerbong kereta api.
Melihat kondisi Manchester City saat ini seperti saat kita melongok ke jendela kereta, mata akan kesulitan melihat apa yang tampak di depan kita.
Dari segi taktik, Pep Guardiola terapkan taktik permainan posisional, dan mengeksploitasi lawan secara efektif. Gagasannya sederhana, menutup ruang pemain lawan untuk menyerang balik.
Taktik sederhana ini yang membuat Carlo Ancelotti dan pasukannya di Real Madrid tak berkutik saat babak semifinal Liga Champions musim ini.