Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kalian Telah Melawan Nak, Sebaik-baiknya, Sehormat-hormatnya!

1 Oktober 2018   18:21 Diperbarui: 1 Oktober 2018   18:33 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U-16 | pssi.org

Paradigma berpikir mereka yang mengurusi sepakbola nasional tentu saja wajib mendapat pengawasan ketat pasca kegagalan Timnas U-16, ini penting agar kejadian yang dialami Timnas U-19 era Piala AFF 2013 tidak kembali terulang.

Selama ini pihak federasi jarang mau belajar dari kesalahan soal bagaimana membangun tim muda yang berkualitas. Kita tak bisa menampik bahwa PSSI juga memiliki program pembinaan pemain muda yang sangat bagus, sayangnya apakah itu dijalankan dengan konsisten, sepertinya masih belum.

Di banyak kasus sebelumnya, saat tim muda tengah bagus di awal-awal sebuah kompetisi kemudian gagal memenuhi target, evaluasi yang dilakukan bukan membangun tapi justru merusak.

Di era Edy Rahmayadi, PSSI sebenarnya sudah berjanji ke publik bahwa program pembinaan pemain muda tidak akan terputus. Janji itu yang harus kita tagih pasca kekalahan Timnas U-16 di Malaysia.

"Tidak bicara hanya sekumpulan anak-anaknya saja yang akan kita jaga, tapi seluruh masyarakatnya yang sedang berkompetisi di tingkat Soeratin U-13, naik ke U-14, ke 15, 16, 17, itu harus memiliki liga kompetisi," ujar Sekjen PSSI Ratu Tisha pada Maret 2018 lalu seperti dikutip dari metrotvnews.com

Apakah sekedar itu saja? Ternyata tidak, PSSI dikatakan Ratu Tisha akan membuat elite pro academy, "Dan memastikan U-16 menjadi salah satu tonggak di elite pro academy. Yang nantinya untuk 2019 dan 2020, elite pro academy juga akan dipublikasi di area U-18 dan U-14," tambah Ratu Tisha.

Program PSSI untuk membentuk elite pro-academy, tentu saja menjadi sangat penting karena memiliki kombinasi antara training camp (TC) dan kompetisi. Hal itu menjadi jawaban untuk permasalahan jam terbang dan inkonsistensi bertanding para skuat pemain muda.

Bahkan PSSI juga mengatakan bahwa ke depan, mereka akan bersinergis dan bekerjasama dengan pihak Kemenpora utamanya di hal stream line untuk scouting pemain muda.

Nah artinya publik sepakbola nasional tinggal menagih janji itu kepada PSSI, semoga saja Pak Edy Rahmayadi tak bertambah pusing dan tidak menjawab seperti ini saat ditanya soal Elit Pro Academy, "Apa urusan Anda menanyakan itu?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun