Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bolehlah PSSI Menyontek Kiat Australia Mengembangkan Tim Muda Mereka

29 September 2018   20:45 Diperbarui: 29 September 2018   20:50 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengembangan tim muda di Australia | ftbl.com.au

Langkah Timnas U-16 menuju Piala Dunia U-17 2019 yang bakal berlangsung di Peru bakal hadapi rintangan yang cukup berat. Pasalnya setelah lolos dari fase grup C Piala Asia U-16 2018, Garuda Muda di babak perempatfinal bakal ditantang tim kuat Australia.

Di atas kertas, Australia memang lebih unggul dibanding Indonesia. Namun jika bicara catatan di babak fase grup, Indonesia lebih baik dibanding Australia. Tim besutan Fachry Husaini tak pernah mengalami kekalahan di grup C, sedangkan Australia sendiri alami 1 kekalahan dari Korsel.

Mencermati Australia sebagai negara 'pendatang baru' di kancah sepakbola Asia, ada hal yang menarik sebenarnya dari negara ini, utamanya untuk urusan pembinaan pemain muda mereka. Padahal jika dibanding negara kita, sepakbola di Australia bukanlah olahraga sejuta umat.

Menjadi pesepakbola di Australia itu tak mengenakkan, selain sepakbola bukanlah olahraga populer di Negeri Kangguru ini, perjalanan Timnas Australia di kancah internasional banyak menemui ganjalan.

Tak tertandingi di zona Osenia, Australia bukan mendapat banyak pujian justru dapat cibiran dari banyak negara. Kekuatan Timnas Australia dianggap tak sebanding dengan negara-negara kecil di kawasan Osenia.

Apalagi setelah kualifikasi Piala Dunia zona Asia dan Osenia resmi berpisah pada 1986. Langkah Timnas Australia semakin menderita demi bisa tampil di Piala Dunia. Perkasa dengan melumat lawan-lawannya di kawasan Osenia, Australia selalu gagal tampil di Piala Dunia karena harus harus berhadapan dengan tim peringkat ke-5 babak kualifikasi zona Amerika Selatan.

FIFA memang semenjak 1986 hanya memberikan jatah setengah tim di putaran final Piala Dunia. Tak mau terus mengalami nasib tak beruntung dengan gagal ke Piala Dunia karena dikalahkan wakil Amerika Selatan, Australia akhirnya memutuskan untuk bergabung ke Konfederasi Sepakbola Asian (AFC) pada 2006 lalu.

Australia tak malu untuk menjadi Asia demi bisa tampil di ajang bergengsi Piala Dunia. Meski memiliki banyak rintangan untuk menjadi tim kuat, Australia sebenarnya membangun pondasi kuat. Untuk pembangunan tim muda, Federasi Sepakbola Australia (FFA) memiliki banyak program yang pelaksanaannya disesuai dengan masing-masing kota.

Salah satu program pembinaan tim muda di Australia yang terbukti sudah menghasilkan pemain bagus untuk tim Socceroos ialah Fee Free Football. Program ini digagas oleh NPL -- kompetisi tingkat kedua di Liga Australia. Fee Free Football sesuai namanya memberikan program sepakbola secara gratis untuk pemain muda di seluruh penjuru Australia.

Program ini menurut Direktur NPL, Matt Delves bertujuan untuk menghasilkan banyak pemain berbakat Australia di rentang waktu 10 tahun mendatang. Program ini sebenarnya hampir mirip dengan program NBA di tingkatan sekolah Amerika Serikat.

Pemain muda yang memiliki bakat sepakbola dibebaskan biaya sekolah untuk kemudian masuk ke tim Dunbar Rovers, salah satu tim yang menampung pemain-pemain dari program Fee Free Football.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun