Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terus Menyudutkan Suporter Tak Akan Jadi Solusi Hentikan Kekerasan

27 September 2018   02:52 Diperbarui: 27 September 2018   03:36 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tak sependapat jika kemudian masalah suporter ini kemudian ditanggung sendiri oleh insan sepakbola, ini seolah-olah menempatkan mereka yang suka bola memiliki dunia berbeda dengan masyarakat pada umumnya.

Jika kita semua mau terbuka baik keluarga Harilangga, serta keluarga korban sebelum kasus Harilangga dan para pendukung klub, baik bobotoh, jakmania atau suporter lain juga menjadi korban dari lingkaran setan bobroknya kepengurusan PSSI. Lantas sekarang solusinya apa?

Saya pribadi sejak kematian (alm) Ricko Andrean di GBLA tahun lalu, sempat memberikan ide atau gagasan untuk penyelesaian masalah ini. Saat masih bekerja di salah satu media online, saya memberikan gagasan soal bagaimana peran serta masyarakat dan lembaga pemerintah lain --bukan polisi, tentara -- untuk mengelola energi berlebih para suporter ini.

Saya lalu berpikir soal kerja-kerja kreatif para suporter yang sangat jarang diketahui oleh masyarakat awam. Apakah masyarakat tahu bagaimana sejumlah suporter dari Semen Padang memiliki kerja kreatif membuat animasi yang kualitasnya menurut pendapat saya setara dengan animasi kreator kenamaan, jika tak percaya silahkan tengok akun sosial media, Cerita Kabau Sirah.

Tidak hanya itu, suporter PSS Sleman, Brigada Curva Sud (BCS) juga melakukan kerja kreatif, mulai dari membuat industri kreatif untuk membuka lapangan kerja baru di basis suporter -- Konsep berdiri di atas ekonomi sendiri (berdikari) diterapkan nyata oleh BCS. BCS tercatat membangun unit-unit usaha seperti distro CSS Shop, CS Mart, CS Pegadaian (untuk membantu anggota yang kesulitan dana saat away) dan CS Magazine.

Bahkan banyak aksi koreografi 3D BCS yang sudah banyak dipuji kalangan suporter dunia internasional. Pun dengan bobotoh, sepengetahuan saya, kerja kreatif bobotoh juga tak kalah hebatnya.

April 2018 lalu misalnya, aksi koreo 3D para bobotoh juga mendapat apresiasi dari kelompok suporter internasional. Soal industri kreatif, bobotoh pun juga menyelaminya. Mereka paham bagaimana mandiri membangun ekonomi kreatif.

Juga di basis Jakmania. Kalangan suporter Jakmania juga sangat cerdas di kerja-kerja kreatif. Pernah mendengar nama Legendary 1928? kelompok suporter Jakmania ini secara tekun membuka kembali literasi sejarah yang sangat bermanfaat untuk khasanah pengetahuan untuk Jakmania lainnya. Soal industrik kreatif, jakmania juga melakukannya.

Ada juga kelompok suporter Komunitas Bawah Skor Mandala yang yang fokus pada pengarsipan sejarah sepakbola nasional khususnya PSIM Yogyakarta. Dari kerja-kerja kreatif suporter inilah timbul gagasan bagaimana jika ada peran negara dan masyarakat untuk mewadahi, meluaskan, dan memasifkan hal positif itu semua.

Bukankah kita punya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang memiliki 16 subsektor dari industri kreatif yang wajib dikembangkan, mulai dari aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio. Ke-16 subsektor ini ialah 'pekerjaan sehari-hari' para suporter yang jarang mendapat tempat di masyarakat.

Saya bukan seorang bobotoh atau jakmania, saya pencinta sepakbola yang juga masyarakat Indonesia, itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun