Jika saat ini di tiap pertandingan sepak bola, publik sudah tak asing dengan suara komentator bernama Valentino Simanjuntak maka di era televisi masih jadi barang langka dan mewah, pecinta sepakbola nasional tentu tak asing dengan suara bariton yang khas milik Sambas Mangundikarta.
Sambas Mangundikarta merupakan penyiar Radio Republik Indonesia (RRI) yang beken di era 50 - 60an. Sebagai seorang penyiar radio, bung Sambas dikenal publik sebagai spesialis pertandingan sepak bola dan bulutangkis.
Suara baritonnya yang sangat khas membuat jalannya pertandingan olahraga berlangsung seru, tegang, lucu, dan menarik. Bukan hal mudah tentu bagi seorang penyiar radio menggambarkan pertandingan olahraga hanya lewat komunikasi verbal tanpa publik menonton langsung.
Bung Sambas yang sangat detail membawakan jalannya pertandingan membuat pendengar radio seolah-olah menonton langsung pertandingan. Ia mampu menggambarkan dengan tepat bagaimana pertandingan tersebut berlangsung, tentu tidak dengan penambahan kalimat hiperbola yang sekarang sering kita dengar saat pertandingan sepakbola.
Bung Sambas juga sangat pintar memainkan tensi emosi pendengar radio yang membuat ulasannya selalu dinantikan para pendengar RRI kala itu.
Maka tak mengherankan jika bung Sambar beberapa kali membawakan sejumlah pertandingan olahraga bergengsi seperti Thomas Cup di Kuala Lumpur (1970), All England (1976, 1977 dan 1981), Pre World Cup di Singapura (1977) dan Uber Cup di Tokyo (1981).
Dinukil dari tirto.id, eks tentara pasukan Siliwangi ini dianggap memiliki suara empuk bung Sambas yang bisa menghipnotis penonton.
"Kenanglah struktur bahasanya, tutur katanya, penguasaannya dalam berbagai lini, serta permainan intonasi suaranya yang cantik ketika membawakan acara Dari Desa ke Desa, sangat Indonesia," kata pembawa acara Charlees Bonar Sirait mengenang bung Sambas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H