Menariknya jika merujuk pada sejarah, akfititas meramal menggunakan ampas kopi ternyata sudah ribuan tahun dilakukan oleh manusia. Ialah bangsa Afrika yang pertama kali melakukan hal ini, namun ada juga catatan sejarah yang menyebut hal ini pertama kali dilakukan oleh orang China. Budaya ini lalu menyebar sampai ke Yunani.
Di Yunani pada akhirnya aktivitas ini menjadi bagian dari ilmu pengetahuan dan dikenal dengan nama Tasseography yakni metode ramalan dengan menggunakan pola daun teh, bubuk kopi da sedimen anggur.
Soal apakah tenung ini jadi sesuatu yang dianggap muysrik di agama Islam, semua kembali kepada orang yang melakukan tenung. Seperti yang dituturkan mertua bahwa awalnya tenung dianggap hanyalah permainan belaka, soal kemudian ia jadi budaya dan sering dijalankan oleh banyak orang sebenarnya hanyalah kearifan lokal yang wajib dihargai.
"Ada juga yang mengatakan meramal kopi ini sirik, menurut saya kalau percaya 100 persen baru namanya sirik, mendahului Tuhan. Kopi ini lebih banyak membantu orang-orang menghindari stres, karena dengan ngopi masalah yang berat bisa menjadi ringan," kata salah satu tukang tenung di Kerinci, Jambi seperti dikutip dari beritagar.id