Sepakbola Tangerang kembali bergeliat. Kota yang memiliki fatwa haram sepakbola yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat ini kini memiliki stadion 'baru' yang jadi markas salah satu kebanggaan masyarakat Tangerang, Persita Tangerang. Stadion itu bernama Stadion Benteng Taruna.
Seperti dinukil dari laporan bantenhits.com, Stadion Benteng Taruna bakal menjadi tempat saat Persita Tangerang berhadapan dengan Semen Padang dalam lanjutan kompetisi Liga 2 pada Rabu 05 September 2018.
"Dari hasil verifikasi segi lapangan sudah sangat memenuhi, bahkan standar AFC, kualitas cahaya pertandingan malam mendukung, segi ruang ganti, ruang press confrence sudah memenuhi standar semua," kata manajer Persita, Nyoman Suryantara.
Bahkan stadion ini disebut-sebut sudah bertaraf internasional. Ini tentu langkah maju Tangerang yang patut mendapat apresiasi. Sebelum menjadi stadion dengan taraf internasional, stadion ini dalam beberapa tahun ke belakang sempat jadi sorotan karena tak terurus dan tak terawat.
Sepakbola Tangerang seperti hidup tak mau mati pun segan. Sudah mendapat fatwa haram dari MUI ditambah dengan masalah stadion yang tak memadai. Laporan dari tirto.id menyebut bahwa Stadion Benteng sebelum dilakukan renovasi terlihat sangat miris. Rumput tumbuh subur. Ladang rumput itu sering dimanfaatkan warga untuk memberi makan hewan ternak peliharaannya, bahkan di laporan indosport.com, sejumlah warga setempat menggunakan stadion ini tempat berjemur pakaian.
"Bangunan stadion makin rapuh, kumuh, dan mungkin sudah siap untuk dirobohkan. Pintu stadion berkarat, halamannya menjadi tempat parkir truk dan angkot. Bau pesing menyengat tercium dari sekitaran tembok. Kesan angker benar-benar tampak kala malam tiba. Angker yang benar-benar angker, bukan karena tim lawan susah dapat poin di sini,"
Stadion Benteng ini memamg sudah tak terselematkan. Pada 2014, pemerintah Kabupaten Tangerang mulai berbenah. Pemerintah mulai membangun stadion baru di Dasana Indah, Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Kelapa Dua, dengan nama Stadion Benteng Taruna. Ini menjadi titik awal sepakbola Tangerang berupaya untuk bangkit.
Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar menyebut bahwa stadion anyar ini dibangun di atas lahan seluas 15 hektare yang dilengkapi dengan banyak fasilitas pendukung seperti gedung olahraga dengan kapasitas 3000 orang, GOR Mini yang bisa menampung 1000 orang, trek atletik, lapangan baseball, basket, arena panjat tebing dan masih banyak venue cabor lainnya.
Stadion ini juga ramah untuk didatangi. Pemerintah Kabupaten Tangerang meningkatkan akses menuju stadion dengan melebarkan Jalan Raya Legok, dimana jalan tersebut telah diserahkan dari Provinsi Banten yang sejak dua tahun lalu. Kira-kira berapa yah biaya yang harus keluarkan pemerintah kabupaten untuk itu semua?
Kepala Dinas Tata Ruang dan Bangunan Taufik Emil menyebut sejak mulai dibangun 2014 hingga saat ini sudah dikucurkan Rp 100 miliar dari APBD Kabupaten Tangerang.
Langkah dari pemerintah kabupaten Tangerang pun coba diikuti oleh pemerintah kota Tangerang. Geliat sepakbola Tangerang coba kembali dihidupkan. Fakta sejarah memang membuktikkan bahwa Tangerang ialah wilayah yang mayoritas masyarakatnya gila sepakbola. Dua klub Tangerang, Persita dan Persikota memiliki rekam sejarah hebat di Liga Indonesia.
Nama-nama pemain besar pun lahir dari dua klub tersebut, seperti Firman Utina misalnya atau pelatih kawakan coach Benny Dollo. Bahkan jika dibandingkan dengan kota-kota tetangganya minus Jakarta, seperti Bekasi misalnya rekam jejak dan geliat sepakbola Tangerang lebih berwarna dan panjang.
Pekerjaan rumahnya tinggal kembali kepada para suporter, di saat pemerintah mencoba untuk kembali menghidupkan sepakbola Tangerang agar bisa selevel dengan sepakbola di kota lain, apakah suporter di Tangerang masih tega untuk menciderainya dengan melakukan tindakan barbar?
Sinergitas antara pelaku sepakbola dengan pemerintah sebenarnya bisa berada di titik temu yang sama, pembangunan Stadion Benteng Taruna jadi buktinya. Namun kebanyakan hal ini berujung negatif di saat tingkat kedewasaan para suporter belum berada di titik yang tepat. Ujungnya perkembangan sepakbola di negeri ini berjalan lambat bahkan mundur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H