Memang, jalan layang merupakan solusi paling masif yang bisa diterapkan di sejumlah kota besar untuk mengatasi masalah kemacetan. Masalahnya, pembangunan jalan layang ternyata tak mudah karena harus menutup dua ruas jalan yang harusnya masih berfungsi.
Pertama, tiang pancang harus dibuat dengan teknik pengecoran yang rumit. Dan kedua, baru membuat dudukan yang nantinya digunakan untuk menyangga jalan. Dari persoalan ini, Tjokorda lalu menemukan teknik sosrobahu, atau biasa dikenal dengan pier head technique.
Awal Mula Teknik Sosrobahu
Yang unik, teknologi sosrobahu sebenarnya ditemukan secara tak sengaja oleh Tjokorda. Ide berawal saat Tjokorda memperbaiki mobilnya yang rusak disela-sela tugasnya sebagai kepala proyek PT. Hutama Karya untuk pembangunan jalan.
Saat mengangkat ban depan dengan dongkrak hidrolik, mobil lalu begeser memutar dengan dongkrak sebagai porosnya karena tumpahan oli. Prinsip dasar ini mengacu pada Hukum Pascal yang mana jika cairan yang ditekan pada ruangan tertutup maka tekanan akan diteruskan ke segala arah.
Dengan prinsip dasar ini, Tjokorda langsung membuat desain keseluruhan yang lalu dipraktikkan saat pembuatan jalan tanpa uji coba lebih dulu. Meski banyak yang menolak, Tjokorda meyakinkan akan menanggung kerusakan apapun jika tak berhasil.
Pada praktiknya, teknik sosrobahu memakai dua piringan yang diletakkan di ujung tiang dan di bawah lengan penyangga. Piringan ini berbentuk cakram yang saling mengunci dan mampu menahan bobot 625 ton. Piringan dilengkapi pengunci, yang mana setelah lengan diputar maka langsung bisa dikunci. Untuk memutar lengan, Tjokorda memakai minyak pelumas bertekanan 78 kg/cm.
Keistimewaan Sosrobahu
Sebagai penemuan penting, teknik sosrobahu pasti punya suatu keistimewaan. Satu yang pasti, teknik sosrobahu sangat hemat waktu karena hanya butuh waktu dua hari untuk instalasinya. Bisa dibayangkan bagaimana macetnya lalu lintas jika jalan layang dibangun masih dengan cara konvensional.
Belum lagi jika menghitung kerugian tak langsung akibat arus jalan yang ditutup guna membangun jalan layang. Meski dibuat dengan teknik sederhana, tapi keamanan dari teknik sosrobahu bisa diandalkan. Yang luar biasa, hasil jalan layang yang dibangun dengan teknik sosrobahu bisa tahan hingga satu abad.
Karenanya, teknik ini masih tetap dipakai sampai sekarang karena memang terbukti sangat aplikatif dan ekonomis. Dan yang pasti, tidak mengganggu lalu lintas di jalan yang sedang dibangun. Dengan segala keistimewaan dari teknologi sosrobahu, pantas jika teknik ini banyak dipakai di negara lain semisal Singapura, Jepang, dan negara di kawasan asia lainnya.