Mohon tunggu...
Tommy Junus Sarwan
Tommy Junus Sarwan Mohon Tunggu...

indonesia sejahtera 2045 adalah berhasilnya pelaksanaan cita-cita berdirinya indonesia sebagai negara yang mandiri sejati dan berdaulat, bangsa yang makmur dan sehat, dalam kehidupan yang dinamis dan aman. tujuan itu tercapai pada usia 100 tahun indonesia merdeka; melalui 5 program kerja berdasarkan isi pembukaan UUD 1945 yang dimulai pada tahun 2014

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

(16) Nasihat Pertama untuk Presiden Joko Widodo

25 Agustus 2014   16:02 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:37 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SALAM

Selamat secara resmi Pilpres, Bapak Joko Widodo dan Bapak Jusuf Kalla menjadi presiden dan wakil presiden terpilih untuk Republik Indonesia periode 2014-2019. Banyak tugas yang harus dilakukan sesuai dengan cita-cita yang sudah disampaikan selama ini. Saya doakan dan memberi dukungan.

NGILU

Sampai saat ini sejak Presiden Joko Widodo menetapkan untuk membentuk “pemerintahan transisi” saya terus saja ngilu karenanya. Dan saya tambah ngilu saat Presiden Joko Widodo bilang teamnya itu hanya membuat tahap satu, tahap dua, dan seterusnya apa yang akan dilakukan pemerintahannya kelak.

Nasihat saya buat Presiden Joko Widodo, seharusnya team itu jangan disebut transisi. Terlalu naïf bila menganggap pemerintahan yang sedang berjalan saat ini seolah sudah pada kabur semua entah kemana.

Santunnya sebelum team dibentuk, Presiden Joko Widodo sudah mendiskusikannya walaupun tidak offisial kemudian pemerintahan Presiden SBY jugaada didalam team.

SIMPUL

Saya berkesimpulan ada dua. Pertama Presiden Joko Widodo sudah melakukan hal itu tetapi tidak disambut oleh Presiden SBY. Keadaan ini seharusnya Presiden Joko Widodo mengumumkan kepada rakyat dengan bijak, tanpa harus membesar-besarkan ketidaksetujuan Presiden SBY. Tentu semua rakyat akan dengan senang hati memberi dukungan.

Kedua, Presiden Joko Widodo berinisiatif sendiri, untuk menghemat waktu dalam masa menunggu pelantikan menjadi presiden yang sah negara, maka adalah sangat baik memulai menyusun kerja. Saya juga setuju dalam prinsipnya tetapi ngilu atas caranya. Kesimpulan kedua ini menunjukkan bahwa Presiden Joko Widodo memulai pemerintahannya dengan tidak peduli program pemerintahan SBY dan menganggap program sendiri jauh lebih baik. Fondasi pemerintahan yang telah didirikan dengan kekeliruan.

Jika yang sesungguhnya terjadi adalah kesimpulan kedua, maka saya menasihatkan Presiden Joko Widodo agar jangan aroganship (kesombongan dan dendam jaringan), jangan selfshark (merasa jago sendiri), dan jangan primisme (pikiran sendiri terbenar dan melupakan sejarah).

HARMONI

Masih ada waktu untuk melibatkan pemerintahan Presiden SBY untuk berurunrembuk. Sinergi yang harmonis bisa dibangun antara pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Presiden SBY.

Segera undang pemerintahan Presiden SBY untuk duduk bersama dalam team dengan nama baru, dan samasekali jangan gunakan kata “transisi” maupun kata persamaan lainnya.

Presiden Joko Widodo harus sangat ingat dengan betul dan sungguh-sungguh serius memperhatikan, bahwa hampir setengah rakyat Indonesia tidak percaya kepada Presiden Joko Widodo untuk memimpin negeri. Jangan abaikan mereka itu. Rangkul mereka, rangkul pemerintah yang sedang berjalan, dan satukan semua pemikiran menjadi rencana kerja tahap satu, tahap dua, dan selanjutnya itu.

Presiden Joko Widodo harus utamakan negeri dan tinggikan rakyat, bukan utamakan jaringan dan tinggikan diri sendiri. Jadi, buanglah aroganship, selfshark, dan primisme itu jauh-jauh, jika Presiden Joko Widodo mau didukung seluruh rakyat Indonesia.

Selamat bekerja untuk Indonesia.

Salam Indonesia Sejahtera

Tuhan berkati Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun