Mohon tunggu...
Indonesiapos
Indonesiapos Mohon Tunggu... Editor - Pegiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis yang ingin bermanfaat untuk orang lain melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seminar Ngobrol Bareng Legislator: Waspadai Polarisasi di Ruang Digital

16 Maret 2024   10:45 Diperbarui: 16 Maret 2024   12:48 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta - Seminar Ngobrol Bareng Legislator berhasil diselenggarakan secara online pada hari Jumat, 15 Maret 2024, melalui platform Zoom. Seminar online ini merupakan program yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia bekerja sama dengan Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Tema dari seminar tersebut adalah "Waspadai Polarisasi di Ruang Digital." Tema ini sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari yang saat ini sangat terkait dengan ruang digital. Tujuan dari acara ini adalah untuk mendorong masyarakat untuk menghindari polarisasi di lingkungan digital. Tidak bisa dipungkiri bahwa penyebaran informasi bohong (hoaks) yang mengandung konten yang menyebabkan polarisasi dapat dengan mudah ditemukan di media sosial.

Webinar ini dihadiri oleh empat pembicara yang kompeten di bidangnya. Selain memberikan pemahaman tentang Waspadai Polarisasi di Ruang Digital, para pembicara juga mendorong peserta untuk meningkatkan keterampilan literasi digital mereka. Keempat pembicara yang hadir pada acara Ngobrol Bareng Legislator adalah Bapak Mayjen TNI. Mar, (Purn) Sturman Panjaitan S.H, Anggota Komisi I DPR RI; Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, yang menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI; Bapak R. Wijaya Kusumawardhana, S.T., MMIB., yang menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya; dan Bapak Pdm. Basten Feriso Simarmata, S.Th, Tokoh Masyarakat.

Dalam paparannya, Bapak Mayjen TNI. Mar, (Purn) Sturman Panjaitan S.H, Anggota Komisi I DPR RI, menjelaskan bahwa proses polarisasi tidak hanya terjadi di dunia digital tetapi juga terjadi di dunia nyata. Misalnya, dalam keluarga, seorang ibu biasanya lebih memihak kepada anak laki-lakinya daripada anak perempuannya, dan sebaliknya, seorang ayah biasanya lebih memihak kepada anak perempuannya. Polarisasi dalam keluarga ini juga terjadi dalam dunia digital, terutama dalam politik, di mana masyarakat terbagi menjadi dua kelompok atau lebih dengan pendapat, pandangan, dan arah politik yang berbeda. Kompleksitas polarisasi ini menyebabkan ketegangan bahkan permusuhan, sehingga membutuhkan judul peringatan "Waspadai Polarisasi di Ruang Digital."

Beliau juga menguraikan tiga penyebab utama polarisasi. Pertama, kurangnya pemahaman dan saling menghormati menyebabkan polarisasi. Kedua, informasi yang salah, disinformasi, dan informasi yang menyesatkan memperparah polarisasi. Ketiga, fanatisme berlebihan terhadap partai politik atau tokoh memperkuat polarisasi. Untuk mengurangi polarisasi dan mengatasi perbedaan pendapat, Bapak Mayjen TNI. Mar, (Purn) Sturman Panjaitan S.H, menyarankan untuk selalu memverifikasi informasi, tidak mudah terpengaruh oleh pola pikir, dan secara kritis mengevaluasi kredibilitas sumber sebelum menerima dan membagikan informasi.

Melanjutkan diskusi, Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, menekankan pentingnya kerja sama dan sinergi untuk mencapai agenda transformasi digital di Indonesia. Beliau menyoroti peran penting media sosial dalam masyarakat modern, menekankan potensinya untuk menghubungkan orang dan memperkaya interaksi sosial. Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, mendorong pemanfaatan media sosial secara positif untuk mendorong perkembangan masyarakat dan sinergi menuju aspirasi Indonesia.

Bapak R. Wijaya Kusumawardhana, S.T., MMIB., Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, membahas masalah etika dan keberadaban digital. Beliau menekankan penurunan indeks keberadaban digital Indonesia dan perlunya melawan konten negatif seperti hoaks, ujaran kebencian, dan diskriminasi melalui upaya kolektif dan edukasi. Bapak R. Wijaya Kusumawardhana, S.T., MMIB., menekankan pentingnya pilar literasi digital - Keterampilan Digital, Keamanan Digital, Etika Digital, dan Budaya Digital - dalam menjelajahi lanskap digital secara bertanggung jawab.

Terakhir, Bapak Pdm. Basten Feriso Simarmata, S.Th, Tokoh Masyarakat, membahas polarisasi dari sudut pandang Kristen dan implikasinya bagi harmoni sosial. Beliau menyoroti contoh sejarah dan kontemporer polarisasi dalam Kekristenan dan dampaknya pada hubungan sosial. Bapak Pdm. Basten Feriso Simarmata, S.Th, menekankan pentingnya memprioritaskan kasih dan perdamaian di tengah polarisasi digital untuk memastikan lingkungan yang lebih terkendali dan positif.

Secara keseluruhan, seminar menekankan urgensi penanganan polarisasi digital dan promosi literasi digital, etika, dan keberadaban. Seminar ini mengajak untuk upaya kolaboratif dari pemerintah, masyarakat, dan individu untuk mendorong masyarakat digital yang lebih inklusif, hormat, dan damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun