Mohon tunggu...
Indoensia Pos
Indoensia Pos Mohon Tunggu... Editor - Pegiat Media Sosial
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis yang ingin menjadi manfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seminar Daring Bersama Legislator: "Stop Penipuan di Internet"

9 Maret 2024   21:26 Diperbarui: 9 Maret 2024   21:35 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyelenggarakan seminar online yakni Ngobrol Bareng Legislator dengan mengusung tema: "Stop Penipuan di Internet". Dalam seminar Ngobrol Bareng Legislator ini, terdapat empat narasumber yang berkompeten pada bidangnya, yaitu Bapak Krisantus Kurniawan, S.IP., M.Si. yang saat ini menjabat sebagai Anggota Komisi I DPR RI. Narasumber kedua yakni Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc menjabat sebagai Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI serta mengundang Prof. Dr. Widodo Muktiyo, S.E., M.Com (Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa) dan Dr Pitoyo, SS, SH, M.IKom (Ketua Umum Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi UNPAD). Seminar diselenggarakan pada hari Sabtu, 9 Maret 2024 melalui platform zoom meeting.

Seminar Ngobrol Bareng Legislator ini merupakan acara yang diinisiasi dan didukung oleh Kementerian Kominfo, yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, dengan memiliki beberapa tujuan, diantaranya yakni untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap risiko penipuan online. Edukasi publik tentang jenis penipuan seperti phishing dan scam menjadi fokus, dengan upaya meningkatkan kesadaran terhadap teknik manipulasi penipu. Seminar ini terdiri dari beberapa sesi, yaitu sesi pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan sesi penutup.

Sesi pemaparan diawali oleh pengantar serta pembukaan yang disampaikan oleh Bapak Krisantus Kurniawan, S.IP., M.Si. Dalam paparan pertamanya beliau menjelaskan bahwa Internet telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita, tetapi juga merupakan tempat bagi penipuan yang semakin canggih. Penipuan internet dapat berupa berbagai macam, mulai dari phishing hingga penawaran palsu. Bapak Krisantus Kurniawan, S.IP., M.Si. juga menyampaikan bahwa tanda-tanda penipuan di internet diantaranya: (1) URL yang mencurigakan, (2) Kesalahan tata bahasa dan ejaan buruk dalam email, (3) Penawaran yang terlalu bagus untuk dipercayai, (4) Permintaan informasi pribadi. Bapak Krisantus Kurniawan, S.IP., M.Si menyampaikan bahwa kita perlu mengingat dan waspada bahwa penyebaran infrormasi di media sosial sulit untuk di kontrol.  Dalam hal ini, Bapak Krisantus Kurniawan, S.IP., M.Si juga memberikan panduan praktis mengenai tindakan yang harus diambil ketika mengalami penipuan di internet. Pertama, disarankan untuk tidak terlibat lebih jauh dan segera menghentikan interaksi dengan penipu. Kedua, penting untuk segera melaporkan ke otoritas atau platform terkait guna mencegah penipuan lebih lanjut, dengan memberikan laporan secara detail. Terakhir, mengajak semua peserta seminar untuk berperan aktif dalam edukasi masyarakat dengan menyebarkan kesadaran. Mereka diingatkan untuk berbagi pengalaman pribadi guna membantu orang lain menghindari jatuh ke dalam penipuan serupa.

Selanjutnya adalah sambutan oleh Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan bahwa, transformasi digital di Indonesia, yang kini menjadi nyata dan menjadi manifestasi dari tekad bangsa ini dalam mengadopsi dan mengintegrasikan teknologi digital dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam menghadapi dinamika ini, maka dibutuhkan kerjasama yang cepat dan sinergi menjadi kunci untuk tetap terwujudnya agenda transformasi digital di Indonesia. Media sosial tentunya menjadi bagian integral dari perkembangan teknologi digital, tidak hanya memengaruhi tren dan gaya hidup, tetapi juga mencerminkan dinamika masyarakat modern yang semakin terkoneksi secara global. Bapak Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc. mendorong kita semua untuk melihat media sosial sebagai alat yang dapat menghubungkan dan memperkaya interaksi sosial dan memanfaatkan potensi positifnya dalam membangun masyarakat. Dengan begitu, kita bisa bersinergi mewujudkan cita-cita masyarakat Indonesia dan menjadi pemimpin dalam memanfaatkan teknologi digital untuk kesejahteraan bersama.

Pemaparan yang ketiga disampaikan oleh Prof. Dr. Widodo Muktiyo, S.E., M.Com. Beliau menjelaskan teknologi baru yang berkembang saat ini telah membentuk oekosistem teknologi yang saling bergantung satu sama lain sehingga membentuk suatu transofrmasi digital. Transformasi digital ini memberikan perubahan dalam sistem kehidupan diantaranya dibidang pendidikan, ekonomi, dan pemerintahan. Peran Kementerian Kominfo dalam transformasi digital diantaranya mewujudkan infrasutruktur digital, pemerintahan digital, ekonomi digital dan masyarakat digital. Jejak digital sendiri memiliki dampak positif maupun negatif diantaranya dengan jejek digital dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penipuan, baik melalui melalui telphone, sms, dan internet, dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penjiplakkan (plagiat), dapat mengakibatkan timbulnya berbagai Pembobolan rekening atau kartu kredit (hacker), dan terakhir dapat mengakibatkan timbulnya berbagai kekeliruan pemahaman dikarenakan kesalahan di dalam memilih informasi. Prof. Dr. Widodo Muktiyo, S.E., M.Com juga menjelaskan upaya penanggulangan hoaks, pendekatan pentahelix menjadi landasan yang efektif dan holistik. Pertama-tama, sektor pemerintah memiliki peran sentral dalam menyediakan informasi resmi dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Industri media berperan sebagai penyebar informasi yang dapat dipercaya, sementara dunia usaha dapat berkontribusi dalam menciptakan inovasi teknologi untuk mendeteksi dan mengatasi hoaks. Masyarakat sebagai konsumen informasi memiliki tanggung jawab dalam memverifikasi berita sebelum menyebarkannya. Akademisi memiliki peran kunci dalam memberikan pemahaman mendalam terhadap dampak hoaks secara ilmiah. Melalui kolaborasi erat antara lima sektor ini, pendekatan pentahelix dapat membentuk sinergi yang efektif dalam memerangi dan mencegah penyebaran hoaks, menciptakan ekosistem informasi yang lebih terpercaya dan aman.

Terakhir, pemaparan dari Prof. Dr. Widodo Muktiyo, S.E., M.Com menjelaskan bahwa Kominfo telah meluncurkan serangkaian langkah untuk mengatasi hoaks secara efektif. Patroli Siber Tim AIS Kominfo terus memantau dan menanggapi potensi hoaks di dunia maya, sementara masyarakat dan instansi diundang untuk berperan aktif melaporkan isu hoaks. Kolaborasi antar Kementerian/Lembaga dan multistakeholder menjadi landasan dalam counter narasi hoaks, dengan verifikasi fakta disampaikan melalui Rilis Laporan Isu Hoaks harian dan portal cekhoaks.aduankonten.id. Telegram Chatbot Antihoaks hadir sebagai alat cek fakta di platform Telegram, memudahkan akses informasi yang terpercaya. Kerjasama publikasi rutin dengan media nasional mendukung diseminasi informasi yang akurat. Gerakan Nasional Literasi Digital Siber Kreasi dan ikon Miss Lambe Hoaks mendukung upaya peningkatan literasi digital. Kominfo juga menjalin kerjasama dengan Bareskrim Polri untuk menegakkan hukum terhadap pembuat dan penyebar isu hoaks, sambil mengajukan blokir/takedown konten isu hoaks ke platform media sosial. Semua langkah ini menunjukkan komitmen Kominfo dalam menciptakan lingkungan digital yang aman dan terpercaya bagi masyarakat Indonesia.

Materi selanjutnya disampaikan oleh Bapak Dr Pitoyo, SS, SH, M.IKom Dalam paparannya yang informatif, Dr. Pitoyo, SS, SH, M.IKom, mengupas tuntas tentang ancaman di ranah digital. Salah satu hal yang dibahas adalah praktik penipuan daring, di antaranya adalah taktik Phishing. Dalam konteks ini, Phishing digambarkan sebagai upaya mengecoh pengguna untuk memberikan informasi sensitif, seperti kredensial login atau data pribadi, dengan menyamar sebagai entitas yang dapat dipercaya. Dr. Pitoyo menjelaskan bahwa metode ini umumnya melibatkan penggunaan email atau pesan yang pura-pura berasal dari lembaga keuangan, penyedia layanan, atau situs media sosial. Lebih lanjut, tautan yang disematkan dalam pesan-pesan tersebut diarahkan untuk membujuk pengguna menuju halaman login palsu. Dalam kelanjutan presentasinya Bapak Dr. Pitoyo, SS, SH, M.IKom memberikan langkah-langkah praktis untuk mencegah penipuan phishing. Peserta diingatkan untuk tidak pernah mengklik tautan yang terdapat dalam pesan yang tidak diminta. Sebagai alternatif, disarankan untuk mengetikkan URL login secara manual atau menggunakan bookmark yang telah disimpan sebelumnya. Langkah-langkah sederhana ini dijelaskan sebagai strategi efektif dalam menghindari ancaman phishing yang semakin canggih. Dr. Pitoyo menekankan pentingnya kehati-hatian dan kewaspadaan dalam beraktivitas online guna melindungi informasi pribadi dari potensi penipuan. Dr. Pitoyo juga memberikan himbauan kepada masyarakat agar tetap berhati-hati saat berbagi informasi pribadi.

Dalam konteks penggunaan internet, Dr. Pitoyo menekankan pentingnya kewaspadaan ketika menyediakan informasi pribadi, seperti alamat, nomor telepon, atau nomor jaminan sosial. Dr. Pitoyo menyarankan agar informasi tersebut hanya dibagikan jika memang diperlukan dan kepada sumber yang dapat dipercaya. Himbauan ini disampaikan sebagai langkah preventif untuk menjaga keamanan diri dari potensi risiko keamanan yang dapat timbul di dunia digital. Terakhir Dr. Pitoyo adalah pesan mengenai pentingnya melindungi diri dari kejahatan dunia maya. Beliau menekankan bahwa salah satu langkah terpenting yang dapat diambil adalah mendidik diri sendiri mengenai ancaman dan tren terkini. Dr. Pitoyo mendorong peserta untuk tetap mengikuti perkembangan terbaru melalui sumber-sumber yang dapat dipercaya, seperti blog keamanan siber dan situs berita kredibel. Himbauan ini dianggap sebagai kunci untuk meningkatkan pemahaman individu terhadap risiko keamanan digital dan menjadi langkah awal dalam melindungi diri dari potensi ancaman dunia maya yang terus berkembang.

Seluruh peserta terlihat begitu kondusif dan juga aktif dalam menyimak materi yang di paparkan oleh para narasumber, Setelah pemaparan materi dari keempat narasumber, moderator mamfasilitasi untuk sesi tanya jawab. Begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh para peserta kepada para narasumber. Setelah pemaparan materi, dilanjutkan dengan sesi foto bersama dengan para narasumber dan dilanjutkan dengan sesi penutupan oleh MC.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun