Mohon tunggu...
Indoensia Pos
Indoensia Pos Mohon Tunggu... Editor - Pegiat Media Sosial
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis yang ingin menjadi manfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

3 Alasan Steven Djingga Fokus Bisnis daripada Main Film

17 Februari 2024   02:06 Diperbarui: 17 Februari 2024   02:21 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aktor Steven Djingga membeberkan alasan lebih fokus berbisnis daripada main film. Padahal Steven Djingga memiliki background di industri film yang cukup kuat, seperti alumni UMN jurusan film, alumni sekolah akting Heha & berlatih bela diri dari kecil. Berikut alasannya:

1. Pendapatan yang tidak stabil
Steven Djingga mengaku sudah 15 tahun berkecimpung di dunia film. Bahkan Steven Djingga mengawali kariernya dalam membuat film pendek sendiri berjudul Specific Target yang ia buat dengan teman sekolahnya. Ia kemudian lanjut membuat hingga 8 judul film pendek sebelum ia berkuliah film. 

Dari situ Steven Djingga mulai mondar-mandir casting iklan, ftv, sinetron & film. Ia juga berhasil berperan di beberapa film, seperti Boss With Love sebagai Arlan & Story of Maid sebagai Andre tahun 2023 kemarin. Ia mengakui bahwa pendapatannya tidak stabil & jauh dibanding penghasilannya di Cateringaja yang ia bangun dari 2018. Di film, kamu bisa lolos casting & dibayar 50 juta sekali, namun belum tentu setiap bulan dapat project. Bisa saja dalam setahun hanya dapat 1, atau bahkan tidak sama sekali. Sebagai seorang perantauan, ia memiliki biaya hidup yang lebih banyak.

"Di industri film, kebanyakan pemain film terutama yang pemula pasti memiliki pekerjaan sampingan karena tidak akan stabil. Dulu saya menganggap industri film adalah sebuah karier, namun sekarang saya hanya menganggap itu sebuah passion. Saya tidak fokus terhadap pendapatannya, tapi saya senang menjalaninya." kata Steven.

2. Kebutuhan Peran Aktor Tionghoa Sangat Sedikit
Steven Djingga mengaku sebagai aktor berdarah Tionghoa sulit untuk mendapatkan peran. Berbagai alasannya seperti peran yang tersedia sangat sedikit, kultur yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, gaya bicara yang berbeda, terutama orang daerah.


"Kebutuhan peran untuk aktor Tionghoa di Indo itu sangat langka, coba deh sebutin 10 aktor Tionghoa di Indo. Terutama buat orang daerah, seperti Medan, Pontianak yang harus menghadapi kendala logat. Ketika pertama kali saya casting, saya sering diledekkin cina akibat logat daerah yang sangat kental. Tapi setelah bertahun-tahun saya casting & berbaur dengan orang Jakarta, logat saya pun mulai berubah." tutur Steven.


Steven Djingga bersyukur dapat bermain di beberapa judul film karena menurutnya itu lebih berharga daripada uang. Menurutnya, orang kaya itu banyak, tapi orang Tionghoa yang bermain film bisa hitungan jari.

3. Popularitas Lebih Penting Daripada Skill
Steven Djingga memiliki pandangan bahwa industri perfilman di Indonesia lebih mengutamakan para pemain yang memiliki follower lebih banyak dibanding segudang kemampuan. Hal ini disebabkan karena artis tersebut dapat mempromosikan filmnya kepada followernya yang banyak & dapat menghemat biaya marketing & promosi.


"Banyak sekali artis lulusan sekolah akting dengan kemampuan luar biasa yang sampai saat ini nganggur job. Sebaliknya, seleb Tiktok yang hobi joget tiba-tiba ditawarin PH untuk main film. Tidak ada yang salah sebenarnya seorang produser lebih memilih talent seperti itu demi menghemat biaya marketing, tapi itulah kenyataan di industri perfilman."


Meski demikian, Steven Djingga tidak meninggalkan industri perfilman. Ia masih tetap mengasah kemampuan aktingnya & menerima project film. Ia hanya memprioritaskan dirinya ke dunia bisnis yang sudah ia bangun sejak 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun