Mohon tunggu...
Muhamad Jamal Agung Nugroho
Muhamad Jamal Agung Nugroho Mohon Tunggu... profesional -

sampai kapanpun akan tetap cinta bola, dan cinta Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

PSSI Menghancurkan Persema dan Membuat Persema Tandingan (Modus Baru Membangun Chauvinisme Sepak Bola)

11 Oktober 2013   12:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:41 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Selamat Siang Kawan!

Membuka Tulisan saya, saya sampaikan salam Salute buat punggawa Timnas U19 yang telah membangun ciri permainan timnas yang selama ini hilang, semoga prestasi akan terus mengiringi langkah-langkah Garuda Muda, terbang tinggi menggapai prestasi. Amin

Apa yang menjadi kekhawatiran banyak orang, bahwa Pengurus KPSI plus yang telah di "legalkan" menjadi pengurus PSSI sekarang, (tentu dengan dukungan pemerintah dan politisi) akan mengulang gaya kepeminpinan "ala NH" dalam mengelola sepak bola Nasional, sedikit demi sedikit menampakan bukti fakta yang nyata, bukan hanya masalah transparansi keuangan menjadi hal yang "tabu" untuk dilakukan, tetapi dalam kepemimpinan pengelolaan organisasi, para Pengurus era sekarang mencoba membangun kembali "puing benteng" yang koyak pada masa lampau dengan strategi "bumi hangus" hal-hal yang mengancam atau tidak selaras dengan keinginan kelompok pengurus sekarang, tidak peduli apakah itu person ataukah klub yang tidak selaras "dibabat habis".

Benteng itu kini telah dibangun kembali untuk melindungi kepentingan para kelompok ini,  agar kedepan PSSI dan sepakbola sebagai "magnet" yang seksi untuk pengumpul pundi-pundi rupiah, tidak jatuh ketangan Kelompok yang berseberangan.

Sesungguhnya para pengurus ini sedang mengarahkan lokomotive PSSI kearah yang salah, pengelolaan sepakbola dibangun dan diarahkan bukan ke aspek profesional dan pengembangan, tetapi diarahkan ke arah kepentingan dan keuntungan  kelompok, ya BENAR PSSI sekarang sedang membangun Chauvinisme dalam sepak bola, anda bisa bayangkan jika dalam berpuluh-puluh tahun kedepan seorang LNM dan kelompoknya menjadi 'YANG TAK TERSENTUH DALAM SEPAK BOLA"? sungguh mengerikan, dibutuhkan "super Hero" untuk bisa melawan tirani Chauvinisme dalam sepak Bola dan "Tangan TUHAN" , bahkan suara suporter sepakbola pun akan menjadi sia-sia, jika tidak ada "super hero" yang berani melawan "Fight to Fight" dinasti kekuasaan PSSI yang sekarang mulai dibangun kembali, mari kita berdoa, semoga "Keajaiban dan pertolongan Tuhan akan terjadi bagi bangsa yang merindukan prestasi Sepak Bola ini

Kisah strategi "bumi Hangus" yang dijalankan pengurus PSSI sekarang dalam menangani beragam persoalan yang mengancam dan tidak sesuai dengan kepentingan kelompoknya bisa kita lihat bagaimana drama pemecatan Exco PSSI lalu, drama pemecatan Pelatih timnas tak bertanding Mr. Blanco dari Argentina, drama pengambil alihan PT LPIS selaku operator liga resmi yang sekarang masih berlangsung, Drama "bumi hangus" klub-klub pembangkang macam Persebaya, Persema dan Persibo Bojonegoro.

Tapi apakah benar strategi "bumi hangus" kisah-kisah diatas adalah solusi terbaik PSSI sekarang dalam mengatasi masalah? jawabnya TENTU SAJA TIDAK, semua itu adalah penerapan Chauvinisme dalam sepakbola, selalu berusaha menghancurkan penentang kelompoknya untuk memperkuat kelompoknya

Pemecatan Exco PSSI  lama adalah pintu masuk "gerbon" KPSI untuk menanamkan orang-orangnya dalam tubuh PSSI dan anda semua bisa lihat faktanya, Kemudian Pemecatan Blanco adalah skenario berliku untuk memberi "karpet merah" pelatih terhebat Alfred Reield untuk kembali menukangi Timnas sebagai politik "balas Budi"

Drama keputusan tidak mengakui Persebaya 1927 sebagai klub yang bertanding resmi di kompetisi PSSI adalah upaya menyingkirkan Klub pembangkang dan memberi jalan Persebaya DU agar bisa merebut hati suara "bonek", harapannya jika suara suporter sudah direbut, maka semua akan terasa indah, seperti cerita arema cronus malang, sepakbola berjalan dan duit mengalir dari sponshor dan supporter dan itu adalah sumber uang dan permainan

Senasib dengan Persebaya adalah klub tua milik warga malang yaitu Persema yang diberi sanksi diskualifikasi dalam kompetisi dan tidak diakui sebagai klub PSSI, membuat manjemen persema membubarkan scuad, dalam sejarahnya klub ini adalah klub plat merah milik pemkot Malang, yang pada masa lampau selalu diasupi dengan APBD, kemudian ada kehendak untuk mandiri.

Maka dimulai era coach Timo, tim ini mencoba membangun tim profesional tanpa APBD, tetapi nasib berkata lain, entah salah urus atau juga minimnya dukungan sponshor dan supporter, tim ini tertatih-tatih dalam mengikuti kompetisi dan memenuhi kebutuhan internal sebuah tim, dan akhirnya seperti kita tahu bersama Persema dihukum diskualifikasi dan tidak diakui sebagai klub oleh PSSI, apakah benar itu mutlak adalah sanksi? ternyata tidak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun