Mohon tunggu...
IndonesianNursing Trainers
IndonesianNursing Trainers Mohon Tunggu... -

Indonesian Nursing Trainers (INT) adalah forum diskusi Indonesian Nurses seluruh dunia.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Unlimited Ambitions

18 Desember 2012   04:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:26 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1355805380265214711

Dalam beberapa kesempatan, saya pernah dikecewakan oleh teman-teman. Kekecawaan yang ketika saya kaji, biasa terjadi. Itu karena setiap individu memilki kepentingan yang berbeda. Saya yang memiliki interest di bidang training, speaking dan writing, tidak serta merta dapat memaksa teman-teman, yang dekat sekalipun untuk menyetujui, merestusi serta mendukung ide-idea saya. Meski semula kecewa, namun sesudah ditelaah, teman=temaqn ada benarnya. Bahwa sepanjang segala sesuatu tidak ada kaitannya dengan kepentingan saya, mengapa harus saya dukung? Akan tetapi bukan berarti lantas kita give up, menyerah, dengan tantangan ini! Suatu hari, saya 'menemui' teman lama, hanya lewat media internet ini. Saya mencoba mencari tahu apakah teman-teman yang sudah lama tidak kontak masih bekerja di lembaga yang dulu saya kenal. Beberapa orang ternyata masih di tempat yang sama. Banyak yang sudah pindah. Beberapa di antaranya bisa dihubungi lewat perantara orang lain. Siapa lagi, kalau bukan jasanya si Facebook! Namana saja interest! Umumnya akan kita kejar. Tidak bedanya dengan saya! Dengan berstatus sebagai pegawai di perusahaan swasta, memang saya gemar untuk menenggelamkan diri dalam aktivitas yang mendukung potensi. Sehingga dalam setiap komunikasi dengan teman-teman, selalu saya kedepankan 'dagangan' ini. Selalu saya sampaikan 'apa yang bisa saya bantu'. Beberapa di antara mereka menolak. Banyak yang diam tanpa respon. Tetapi banyak pula yang setuju, kemudian mendukung. Nah! Yang mendukung inilah yang kemudian saya kejar! Lewat facebook, saya pernah jumpai 'kenalan' berasal dari kota di mana seorang rekan lama yang sudah lebih dari 20 tahun tidak pernah ketemu lagi. Saya berpikir pasti dia sudah pensiun. Berasal dari Nusa Tenggara Timur, cukup jauh dengan Jawa Timur, meski kalau ditempuh dengan pesawat, sebetulnya jaraknya tidak beda dengan Makang-Surabaya. Entahlah, mungkin hanya excuse dari saya saja, sehingga 'jarak' ini disalahkan. Singkat cerita, saya mendapatkan nomernya, tidak secara langsung. Dari rekan di FB, saya mendapatkan nama sebuah yayasan yang kemungkinan dipimpin oleh teman lama tadi. Saya buka websitenya. Saya teliti satu-satu. Saya baca media koran Nusa Tenggara, siapa tahu menyantumkan nama rekan saya, sebut saja namanya Jahidin. Tidak saya temukan! Tidak menyerah! Saya teruskan browsing lainnya! Kemudian dapat. Dalam salah satu sudut artikel, nama teman saya disebut! Alhamdulillah, ada clue! Tidak saya sia-siakan. Ada dua nomor 'Contact us' di website tersebut. Kontan saya hubungi! Dari Qatar tentunya! Dapat sambutan! Alhamdulillah! Meski semula, mungkin curiga! Lantas saya jelaskan! Tidak lama kemudian saya mendapatkan nomor HP nya! Wah! Jadi kayak agen FBI saja! Benar kata peneliti, bahwa mengambil research itu nggak gampang! Butuh ketekunan, kesabaran dan tentu saja ketelitian! Ringkasnya, saya berhasil 'ketemu' Jahidin. Kami ngobrol, ke sana-ke mari. Kayak reuni, lewat elektronik. Kembali berkisah tentang sejarah lama. Kembali mengungkap apa yang dulu pernah menjadi cita! Singkat cerita, dia bakal 'beli' produk saya! Kami akan ketemu! Ini serius! Kembali saya ajak anda ke topik semula, yakni: interest! Apakah saya memiliki interest dengan mengontak dia! Tentu saja! Jika tidak ada minat atau keperluan, mengapa harus saya cari dan hubungi jauh-jauh dari Qatar ke Nusa Tenggara? Bukankah ibadah pun juga ada 'interest' nya? Yakni, mendapatkan Ridha Allah! Mendapatkan pahala! Mengharapkan surga? Jika demikian, salahkah saya jika berharap ada keuntungan dengan menjalin silaturahim tadi? Demikian pula yang saya harap dari Jahidin, pula memiliki kepentingan dengan terjalinnya persaudaraan kita. Dia saya harapkan mendapatkan sesuatu dari saya! Pertanyaannya: kepentingan tadi dalam bentuk apa? Sehingga proses persaudaraan jadi mulus, hingga tercapai tujuan dari dua belah pihak! Inilah empat kiat praktisnya! Pertama, pastikan bahwa 'bisnis' anda berdua, similar. Minimal mendekati kesamaan. Jadi, kalau anda menekuni bidang writing, speaking, motivating people, paling tidak target anda adalah orang-orang yang 'dekat' dengan dunia tersebut. Misalnya di sekolah, kampus, atau training house! Orang-orang seperti ini, gampang diajak maju. Butuh sedikit saja trigger. Tidak perlu ngotot! Kedua, sampaikan potensi atau kelebihan yang anda miliki yang layak nilai jualnya. Lebih disukai dalam bentuk yang konkrit. Misalnya, kalau anda ingin membantu mengembangkan potensi menulis mahasiswa, sampaikan bahwa anda sudah menulis lima buah buku! Jika anda pinter membangkitkan motivasi pelajar, kemukakan anda memiliki anggota di bawah asuhan anda lebih dari 5000. Jika anda ahli dalam pemberian kuliah tamu, tunjukkan bahwa anda sudah keliling di 20 kampus! Itulah bukti konkrit, bahwa anda bisa. Ketiga, jangan berorientasi pada duit! Karena ada kesan, bahwa yang anda cari hanya duit. Bukan persahabatan, persaudaraan, kedekatan hubungan sosial, penajaman kompetensi, upaya membangun, menolong orang lain, dan seambrek tujuan mulia lain yang tidak dapat diukur dengan uang! Berbicara soal uang adalah masalah yang sangat sensitif. Yakinlah, dengan mengedepankan nilai-nilai sosio-kultural yang saya sebutkan di atas, sebetulnya uang itu akan datang dengan sendirinya. Keempat, jangan putuskan hubungan! Hendaknya pelihara kontak. Jangan lepaskan pertemanan, sesudah anda mencapai tujuan. Minimal dari sisi anda! Ini penting, karena orang yang baru saja menjalin persaudaraan, perlu memperoleh kesan positif tentang anda. Kesan ini ibarat jejak, sisa-sisa segala aktivitas yang sudah anda lakukan di kediaman rekan anda. Jejak positif inilah yang akan meninggalkan kesan mendalam. Sehingga, bukan tidak mungkim, dia bakal menceritakan kelebihan anda kepada orang lain. Merekomendasikan orang lain, guna 'membeli' produk yang anda jajakan. Inilah langkah-langkah praktis dalam mengejar ambisi! Jika kurang yakin, cobalah! Anda pasti akan melihat hasilnya! Jika belum berhasil juga sesudah 2-3 kali upaya, hubungi saya! Good luck! Doha, 18 December 2012 QATAR NATIONAL DAY hardy.syaifoel@yahoo.com Sumber: indonesiannursingtrainers.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun