Kumpulan Puisi Mini Triani Sandri
"Setiap senja membawa kilasan kenangan yang terus berputar di pikiranku seperti roda roda rindu, dan aku seperti penunggu sepi yang terjebak dalam ragam angan dan impian, mencoba memeluk hangatnya kenangan yang terus menguning dalam senyummu yang telah pergi."
"Ketidakpastian seperti salju yang turun tanpa aba-aba, melingkupi hatiku dengan kebingungan yang tak kunjung usai; apakah ini hanya sebatas ketidaksengajaan, ataukah benih-benih perasaan yang tak terucapkan bersiap untuk mekar diantara reruntuhan sikapmu yang serba samar."
"Aku menelusuri jalan pikiranmu seperti mengarungi labirin tak berujung, mencoba memahami setiap putaran dan tikungan, tapi ternyata, hatimu adalah rahasia yang tak ingin dibuka, dan aku hanya tamu di dalam koridornya yang terus berubah."
"Seiring malam menjelang, cahaya lampu jalan menjadi saksi bisu perasaan yang kian pudar, dan aku bertanya pada langit bintang-bintang, apakah bintang yang kau cintai sama sepinya dengan bintang yang kuanggap milikku?"
"Kau bagai kisah yang terlupakan, namun sayangnya, kenangan tentangmu masih menghantui setiap sudut hidupku seperti bayangan yang tak pernah lekang oleh waktu, dan aku merindukan cerita kita yang tergantung di antara titik-titik elipsis yang menguap."
"Saat kurasakan sentuhan sejuk kopi di bibir, aku menyadari bahwa rasa getirnya lebih mirip dengan getaran hatiku yang terluka oleh kilatan sinar senja yang perlahan memudar, seperti cerita kita yang kian sirna dalam deru waktu yang tak terhentikan."
"Ketidakpastian cinta seperti melibatkan diri dalam permainan kelereng di taman kanak-kanak, di mana kita tak pernah tahu kapan atau di mana kelereng itu akan berhenti, dan aku berdiri di sini dengan keping hati yang berhamburan, menunggu hasil akhir dari permainan tak terduga ini."
"Langit malam ini memperlihatkan wajahnya yang paling gelap, seakan mencerminkan kondisi hatiku yang tertutup dalam kebimbangan. Aku berharap bintang-bintang bisa memberikan petunjuk, tetapi malam ini, rasi bintang sepertinya sibuk merangkai cerita cinta yang tak pernah kuduga."
"Dalam deru kota yang tak pernah tidur, aku berdiri di bawah cahaya neon yang gemerlapan, mencoba mengeja nama-nama yang pernah kita ucapkan dengan penuh makna, namun sekarang hanya tinggal sebagai serpihan kenangan yang terhempas oleh kesunyian yang tiba-tiba menghampiri."
"Hati ini seperti jendela yang kian terbuka pada setiap senyumanmu, namun sayangnya, kau hanya berlalu begitu saja, meninggalkan hatiku terjebak di antara pengharapan dan kenyataan yang menyakitkan, seperti bunga yang layu di kebun yang tak pernah kautengok."