Bagi pecandu rokok, bulan puasa merupakan tantangan berat. Bagaimana tidak, selama 14 jam berpuasa, mulut terasa hambar karena tidak merasakan manisnya sebatang rokok. Padahal berbuka dengan sebatang rokok justru akan meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh yang bisa mengancam kesehatan.
Berpuasa sejatinya menyehatkan tubuh. Tubuh akan melakukan detoksifikasi atau mengeluarkan racun hingga mampu menurunkan kadar gula darah. Namun, ketika berbuka seseorang langsung menghisap satu batang rokok maka kebaikan puasa langsung hilang percuma.
Pakar Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Saptawati, Bardosono, M.Sc, menerangkan, kandungan rokok yang sangat beracun akan segera meningkatkan jumlah radikal bebas begitu kita hisap saat berbuka puasa. Â Berpuasa ternyata membuat tubuh memproduksi radikal bebas karena minimnya asupan makanan yang membuat tubuh kurang memproduksi antioksidan endogen yang bisa melawan pertumbuhan radikal bebas.
Dengan merokok, kita tentu akan menambah jumlah radikal bebas sehingga kita pun lebih berisiko terkena berbagai macam penyakit. Bukan itu saja, peningkatan radikal bebas akibat kebiasaan merokok saat berbuka puasa juga akan berpengaruh besar pada rusaknya sel-sel kulit sehingga berisiko mengalami penuaan dini berupa kulit yang berkeriput atau mudah kusam. Risiko munculnya sel kanker pun meningkat tajam.
Untuk itu, berbukalah dengan makanan dan minuman yang bernutrisi yang mengandung antioksidan tinggi seperti buah-buahan serta sayur-sayuran. Bila perlu, menurut Sutar, S.Farm., Apt., konsumsi SoMan selama bulan puasa dengan dosis 10 tetes 3x sehari pada saat sahur, sesaat berbuka dan sebelum tidur.
SoMan mengandung super antioksisan yang akan membantu meningkatkan proses detoksifikasi racun termasuk melawan radikal bebas akibat dari polusi, paparan radiasi serta dari merokok.
Antioksidan tersebut dapat memotong rantai serta memberikan pasangan electron radikal bebas. Â SoMan mengandung multivitamin (A,C,E,K), asam amino essensial dan non-essensial, EPA, DHA, dan mineral. http://somanindonesia.co.id/produk/khasiat-soman
Contoh antioksidan yaitu vitamin E, vitamin C, kelompok karetonoid (beta karoten, likopen, dan lutein), serta kelompok flavonoid. Sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa vitamin E dapat memperlambat gejala Azheimer. Journal of the American Medical Associationjuga menyatakan bahwa vitamin E dapat mencegah penyakit jantung koroner.
Sedangkan menurut Journal Ophtalmology, vitamin E dapat menurunkan risiko terjadinya katarak. Cara kerja vitamin E sebagai antioksidan adalah dengan menyumbangkan elektron kepada radikal bebas. Karena itu, vitamin E yang kaku akan berubah menjadi vitamin E yang radikal. Untuk menjinakkannya, diperlukan vitamin C yang akhirnya akan membuat vitamin C juga menjadi radikal. Di sinilah, glutation akan muncul untuk menetralkan vitamin C.
oleh : Sutar, S.Farm., Apt
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H