Mohon tunggu...
Dokter Bejo
Dokter Bejo Mohon Tunggu... -

Dokter Bejo, sumber referensi menarik seputar kesehatan, gaya hidup sehat, produk kesehatan, jasa kesehatan, menjawab fakta mitos kesehatan. Jadilah konsumen produk kesehatan yang cerdas! Salam Dokter Bejo

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Lebih baik Sakit Gigi daripada Sakit Hati? Coba Pikir Dua Kali...

21 Maret 2017   16:04 Diperbarui: 22 Maret 2017   00:13 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh : Ariana Dewi, S.Gz

“Dari pada sakit hati, lebih baik sakit gigi ini biar tak mengapa. Rela-rela, rela aku relakan…”

Entah mengapa saya jadi baper (bawa perasaan-red) dengan lirik di atas. Kenyataannya, saya merasakan sendiri bahwa sakit gigi itu lebih sakit dari pada sakit hati. Jelas-jelas sakit hati dan sakit gigi adalah dua hal yang berbeda, yang tidak bisa dibandingkan.

Yah, itu cuma lirik ya. Mau complain ke Alm. Meggy Z juga percuma. Mau merevisi lirik yang sudah sangat popular juga mustahil. Tapi yang perlu saya beritahukan ke Anda bahwa sakit gigi itu sesungguhnya lebih “angker” dari sakit hati. Sebagai mantan pasien yang baru saja sembuh dari sakit gigi, saya ingin berbagi informasi soal bahaya mengabaikan kesehatan mulut & gigi.

Menjaga kesehatan mulut dan gigi adalah hal penting dan perkara yang mudah. Namun, banyak di antara kita yang justru mengabaikan hal terbesut. Ujung-ujungnya, ketika gigi sakit, gigi berlubang, nyut-nyutan, gusi bengkak, kita bergegas ke dokter gigi dan harus mengeluarkan biaya yang tidak murah.

Bukan soal ongkos berobat yang ingin saya sampaikan di sini, melainkan bagaimana sesungguhnya sakit gigi bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia hingga memicu penyakit kronik.

Sakit gigi membuat orang lebih sensitif, jadi gak asyik diajak becanda, jadi mudah marah, dan yang pasti mengganggu aktifitas sehari-hari. Kondisi mulut dan gigi yang tidak terawat akan menjadi sarang kuman dan bakteri.

Kuman yang bersarang pada gigi berlubang bisa menembus ke pembuluh darah, dan akhirnya mengumpul di jantung. Bakteri yang terikut aliran darah bisa memproduksi sejenis enzim yang mempercepat proses pengerasan dinding pembuluh darah, sehingga pembuluh darah menjadi tidak elastis (aterosklerosis). Bakteri juga bisa menempel pada lapisan lemak di pembuluh darah.

Akibatnya, imunitas atau sistem kekebalan  tubuh pun mulai terganggu dan plak yang terbentuk menjadi makin tebal. Semua kondisi ini menghambat aliran darah ke jantung. Hal ini berarti penyaluran sumber makanan dan oksigen ke jantung juga tersendat. Jika berlangsung terus-menerus, jantung tak akan mampu berfungsi secara baik. Ngeri bukan?

Hubungan bakteri dalam mulut dengan penyakit kardiovaskular akhir-akhir ini banyak diteliti, terutama berkaitan dengan bakteri endokarditis dan penyakit jantung koroner. Berdasarkan sebuah penelitian, ternyata dari sejumlah kasus penyakit jantung, sebanyak 54% pasien memiliki riwayat penyakit periodontal.

Komplikasi yang relatif banyak terjadi akibat infeksi gigi adalah gangguan mata. Mata jadi cepat lelah dan terasa nyeri, khususnya pada bagian atas kelopak mata. Ini terjadi karena gigi dan mata memiliki induk syaraf yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun