Mohon tunggu...
Indonesia Harga Mati
Indonesia Harga Mati Mohon Tunggu... Relawan - Delapan media
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Wartawan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Asosiasi Ojek Online Apresiasi BLT BBM, Pengamat: Sudah Tepat

13 Oktober 2022   21:10 Diperbarui: 13 Oktober 2022   21:15 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

JAKARTA - Asosiasi Pengemudi Ojek Online mengapresiasi bantuan langsung tunai sebagai bantuan sosial atas pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang disalurkan oleh pemerintah. Ketua Dewan Pengurus Cabang Asosiasi Driver Online Samarinda, Fadel Balher mengatakan, BLT BBM sangat membantu para ojek online yang terdampak penyesuaian harga BBM.

"Kami bersyukur pemerintah pusat memberi BLT. Berarti ada kepedulian terhadap ojek online," kata Fadel dalam Trijaya Hot Topic Petang dengan tema 'Menakar Efektivitas BLT BBM', Kamis (13/10/2022).

Fadel menambahkan, BLT BBM merupakan bukti pemerintah hadir di tengah masyarakat. Untuk itu, asosiasi pengemudi ojek online merasa diperhatikan.

"Kami syukuri," ujarnya.

Meski demikian, Fadel berharap penyaluran BLT tepat sasaran. Mereka yang diberikan BLT adalah pengemudi yang aktif beroperasi minimal tiga bulan ke belakang. Bila enam bulan lalu pengemudi tidak aktif tapi kemudian dikirimkan BLT, harus diperhatikan oleh pemerintah.

Sementara itu Pengamat Kebijakan Publik dan Perlindungan Konsumen, Agus Pambagio menyatakan, BLT BBM sudah tepat diberikan kepada masyarakat yang terdampak penyesuaian harga BBM. Sebelumnya, bantuan sosial dalam bentuk komoditi berujung pidana kepada menteri sosial.

"Ini yang paling mudah. Komunikasi publiknya bagus. Kalau bantuan dalam bentuk komoditas, kita sudah belajar berapa menteri sosial yang masuk pidana, berapa banyak panggilan dan kasusnya berbentuk komoditi," tuturnya.

Agus mengatakan, untuk mengukur efektivitas BLT BBM tepat sasaran maka yang harus dilihat adalah data penerima BLT. Data tersebut harus disepakati, apakah menggunakan data Kementerian Sosial, Badan Pusat Statistik, atau satu data Indonesia di Bapenas.

"Nanti diteliti apakah angka kemiskinan bertambah tajam atau tidak. Dan itu tidak bisa satu bulan 2 bulan minimal 3 bulan. Kita baru mulai September, toh baru mulai 2 bulan. Jadi tidak dikira-kira atau kata peramal," kata dia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun