Meraih mimpi memang tidak semudah membalik tangan. Semuanya butuh perjuangan dan pengorbanan bukan hanya jiwa raga dan waktu, pun materi harus diupayakan maksimal untuk mencapai keinginan itu.
Seperti yang kini sedang dijalani tim drum corps (DC) atau drumband (DB) yang satu ini. Indonesia Drum Corps (IDC) lahir karena ada undangan kompetisi nun jauh di Negeri Kincir Angin, Belanda. “Undangan itu datang Februari 2017 lalu, ketika itu saya langsung berdiskusi dengan pelatih kepala, Yuni Yanti. Hanya ada satu cara untuk memenuhi undangan itu, rekrut pemain yang sudah jadi dan mau bayar,” ungkap Liesma Burhanuddin mengenang pembentukan Tim IDC yang kini sedang giat berlatih untuk meraih emas di kompetisi bergengsi di tingkat dunia itu.
Bukanlah jalan yang mudah untuk memenuhi kriteria tersebut. Banyak cerita menyentuh dari proses perekrutan anggota. Tidak sedikit calon anggota yang mampu bermain musik, tapi yang memenuhi dua kriteria itu tidaklah banyak. Biaya yang harus dibayarkan tentu tidaklah sedikit, puluhan juta untuk satu pemain. “Yah, Oma, telat…. uang bonus sudah dibelikan tanah dan membuat usaha,” ungkap Liesma yang lebih akrab disapa Oma. Liesma memang senior di kalangan pemusik MB, di masa mudanya dia tergabung sebagai peniup trumpet. Jawaban tadi datang dari mantan Atlet PON Jabar yang berhasil menang di ajang tersebut dan mendapatkan bonus. MB kini diakui sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di PON Jabar kemarin.
Namun begitu, beruntung masih ada 11 mantan atlet PON Jabar yang kemudian bergabung memperkuat penampilan IDC di Eropa. “Untuk masuk Training Centre (TC) pun mereka keluar ongkos sendiri,” lanjut Liesma yang kemudian bercerita atlet dari Jawa Barat itu harus bangun pagi buta dan mengejar kereta paling pagi menuju Bekasi di mana TC digelar. “Jadi kalau ada anggota yang tadi tensinya rendah, mungkin mereka yang dari Bandung karena mereka kurang tidur dan capek,” ujarnya sewaktu Tim Medis IDC, dr. Lydia melaporkan ada dari beberapa pemain yang hasil pemeriksaan tensinya rendah.
Kebetulan di Bulan April lalu banyak tanggal merah berdekatan dengan Sabtu Minggu, kesempatan itulah yang dipergunakan tim yang baru lahir ini untuk berlatih bersama. Mengambil lokasi di Asrama Haji Bekasi Barat mereka digodok untuk menyamakan nada dan langkah untuk untuk pertandingan yang telah dijadwalkan pada 15 dan 16 Juli di Kerkrade, Belanda. “Di sini ada lapangan yang cukup luas untuk latihan baris berbaris dan kamarnya juga cukup untuk menampung anak-anak dan pelatih yang berjumlah sekitar 50 an ini,” kata Liesma.
Bekasi pun dianggap sebagai lokasi strategis mengingat anggota IDC yang berasal dari Bandung, Jakarta, Bekasi Kota, Kabupaten Bekasi, Banten, dan Bogor.
Karena waktu yang pendek dan sistem anggaran pemerintah yang tidak bisa dikeluarkan dadakan namun ada perencanaan setahun sebelumnya, Kemenpora belum dapat memberikan dana, namun menteri mendukung tim ini untuk bekerja sama dengan berbagai pihak yang memang bisa menjadi sponsor untuk kegiatan ini. (bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H