Industri Pariwisata Indonesia
Kadek Fendy Sutrisna
Hanya sedikit orang-orang Indonesia mempunyai perhatian terhadap dunia pariwisata saat ini. Padahal perlu diketahui bahwa  industri pariwisata juga mempunyai peranan yang lumayan besar dalam membangun perekonomian rakyat. Industri pariwisata terbukti mampu menjadi penggerak ekonomi kerakyatan yang berbasis pada usaha kecil menengah.
Pada tulisan ini saya ingin memaparkan tentang kondisi industri pariwisata di Indonesia dengan membandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya. Tulisan ini juga mengajak rekan-rekan untuk membangun industri pariwisata, memanfaatkan segala potensi lokal yang ada, dan apabila kita tidak bisa untuk ikut berkontribusi di dalamnya, setidaknya berusaha untuk menjaga kelestariannya dengan memberikan kenyamanan kepada para penikmat pariwisata. Kita harus selalu ingat bahwa kelestarian dari tempat pariwisata itu adalah urat nadi dari perekonomian rakyat sekitarnya,  dan dengan menjaga roda industri pariwisata tersebut secara tidak langsung kita telah membuat perekonomian rakyat menjadi berkembang.
1. Posisi pariwisata Indonesia masih di urutan tiga setelah Malaysia dan Thailand.
Pemerintah Malaysia dan Thailand, sangat sadar bahwa industri pariwisata adalah urat nadi ekonomi kerakyatan, yang kini berbasis pada jutaan usaha kecil menengah. Karena itu, kedua negara tersebut sangat serius membangun industri pariwisata mereka. Malaysia melalui rencana pembangunan Eigth Malaysia Plan (2001-2008) bertekad menjadikan negerinya sebagai tourism country. Tahun ini (2002) Negeri Jiran itu menargetkan kunjungan 15 juta turis asing (dengan target devisa US$10 miliar) atau meningkat 25% dari tahun sebelumnya yang tercatat 12 juta orang dengan devisa US$9 miliar.
Negeri Gajah Putih, Thailand, dengan slogan Be My Guest, tahun ini menargetkan kunjungan 12 juta turis asing (target devisa US$8 miliar) atau meningkat 14% dari tahun lalu yang 10,5 juta orang dengan devisa US$7,9 miliar. Untuk mewujudkan target tersebut, Thailand melakukan promosi besar-besar ke luar negeri. Apabila Malaysia menganggarkan dana US$150 juta, Thailand menganggarkan dana US$200 juta untuk pariwisata. Tak tanggung-tanggung Negeri Gajah Putih itu menjadikan Perdana Menteri (PM) Thailand, Taksin Shiwanatra sebagai model iklan kampanyenya pada Majalah Time edisi 4 Februari 2002 lalu.
Thailand juga menindak tegas siapa saja yang mencoba atau melakukan gangguan keamanan yang menggangu para turis asing. Jaminan keamanan itu telah diwujudkan dengan menindak tegas pihak-pihak yang melakukan tindak anarkhis (kerusuhan), kriminalitas dan aksi terorisme.
Kedua negara ini sangat menyadari bahwa industri pariwisata telah menjadi urat nadi bagi kehidupan dan kelangsungan usaha mereka. Dan saya yakin kita pun bisa seperti Malaysia dan Thailand dalam mengembangkan industri pariwisata.