Mohon tunggu...
Muhamad Rifki Maulana
Muhamad Rifki Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just write

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Munchen vs Manutd: Robben dan Rooney Jadi Pembeda, Evra Jadi Antihero

10 April 2014   18:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:50 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar: bbc.co.uk

Kisah david dan goliath nampaknya sudah tidak ada lagi sejak menit awal dibunyikan peluit dimulainya babak pertama. Manutd menggunakan strategi berbeda dari leg awal, jika di leg pertama formasi manutd 4-3-3 yang nanti berubah menjadi 4-5-1 ketika bertahan, maka kali ini 4-2-3-1 yang menjadi pakem anak asuh david moyes dengan welbeck dan valencia lebih ditarik kebelakang dan hanya meyisakan rooney didepan. Jangan pernah harap anda melihat welbeck seenak jidat masuk 1/3 lapangan akhir munchen pada seperti minggu lalu, dia bahkan sama sekali jarang terlihat malam itu kecuali saat ganti sepatu. Munchen sendiri menggunakan strategi andalan sepanjang musim ini 4-1-4-1, dengan toni kroos yang menggantikan peran lahm yang kembali ke habitat asalnya. Tidak ada berlaga false nine, tidak ada coba-coba, munchen bermain lebih sabar, guna membuka gerendel manutd. Lihat betapa enaknya ribery dan robben mengacak ngacak gerendel united dengan passing dari kiri-ke kanan, begitu sebaliknya.

Babak pertama sebenarnya cukup membosankan, karena jual beli sekarang jarang terjadi seperti di leg pertama. Peluang united pada babak pertama hanya terjadi ketika wayne rooney memaksakan untuk menendang bola ketika dikawal ketat oleh bek munchen, padahal kagawa berdiri bebas di sebelahnya. Wayne rooney menjadi pembeda yang sangat kentara di leg2 ini, rooney terlihat dipaksakan untuk tampil, beberapa kali mendapat peluang emas tapi hanya berakhir sia-sia di jari jari kaki rooney yang masih retak. Tidak ada lagi wayne rooney yang sangat piawai menyambungkan lini tengah dan lini depan, bahkan wayne rooney seringkali out of position dan malas untuk turun kebelakang.

Lain halnya dengan munchen, pada babak pertama arjen robben main layaknya kesetanan. Cut inside-yang dilakukan robben memang tidak ada obatnya, beberapa kali terlihat patrice evra terlihat seperti orang kantoran yang sedang mengejar metro mini. Tidak hanya itu, robben juga kadang memberikan crossing crossing yang membuat vidic dan smalling harus terus awas melihat pergerakan mandzukic dan muller. Robben terlihat ada dimana-mana pada pertandingan kali ini, dia bahkan tidak malu-malu untuk turun kebelakang dan terlihat lebih sabar untuk membuka gerendel pertahanan united bersama ribery dan gotze.

Dari babak pertama, kita pasti akan percaya bahwa munchen seharusnya mendapat satu gol di babak kedua. Tapi perkiraan itu meleset, Allianz Arena mendadak sepi ketika tendangan patrice evra yang "rajatega" menyambar gawang neuer. Bagi fans united mungkin ini adalah sebuah mukjizat dan anugerah yang diberikan tuhan atas kesabarannya selama ini, dan menganggap united sudah lolos ke semifinal. Sayang sekali, mukjizat itu hanya dirasakan satu menit saja. Gol evra seperti menjadi alarm untuk tidur nyenyak sang raksasa bavarian, Mario Mandzukic adalah orang yang membuat seisi Allianz Arena kembali riuh ramai. Terlalu terjebak dengan euforia, pemain united membuka gerendel sakralnya terlebih evra yang telat untuk menjaga pergerakan mandzukic yang sudah siaga menerima umpan dari ribery.

Raksasa sudah bangun, apa boleh bikin, semakin jadilah united menjadi bulan-bulanan. Thomas muller, kembali menunjukan dirinya sebagai "Der Raumdeter", pemain yang piawai menjelajahi ruang ruang kosong diantara rapatnya bek-bek lawan. Gol kedua ini, lagi-lagi, datang dari sisi patrice evra, robben dengan seenak jidat mengirim crossing ketengah, yang lalu disambar oleh tendangan first time Muller. Pemain sekaliber nemanja vidic pun, tidak bisa apa-apa ketika ruangnya sudah dieksploitasi oleh Muller. Dan sebagai penutupan, Sang pembeda dari munchen juga ikut mencatatkan namanya di papan skor. Skill Individu dari Arjen Robben dan sedikit deflect dari Vidic membuat De gea harus ikhlas hattrick memungut bola dari gawangnya.

Mental Manutd sebenarnya sudah rapuh dari menit awal pertandingan, tidak seperti di leg pertama yang habis-habisan. Mungkin faktor wayne rooney yang menjadi pembeda, tidak ada semangat di lapangan, manunited dibunuh di allianz arena tanpa ada semangat. Sebenarnya, united berpeluang besar untuk lolos, terlebih setelah gol-nya evra, atau bahkan ketika skor 2-1 pun, asalkan united bermain nothing to lose, peluang masih terbuka  karena hanya tinggal mencetak 1 gol tandang. Sayang mental mereka sudah jatuh terlebih dahulu. Tapi munchen dan pep kembali menunjukan kebanggan sepakbola menyerang yang tidak melulu harus kalah oleh sepakbola pragamtis dengan strategi negative footballnya. Robben aktor utama di dalam skenario ini, Kuatnya robben menahan emosi dan ego membuat dia bermain lebih efektif dan cerdas.

Sedangkan, evra sendiri layaknya Batman di film the dark knight. Prototype sebuah anti hero sempurna, membasmi kejahatan pada awalnya, tapi sebenarnya  dia adalah sumber kekacauan di gotham yang disebabkan oleh joker dan pada akhir film, batmanlah yang dituduh menjadi penjahat kota dan diburu oleh penduduk gotham sendiri, yang ia bela selama ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun