Mohon tunggu...
Muhamad Rifki Maulana
Muhamad Rifki Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just write

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Akankah 3-5-2 Menggeser Tren 4-2-3-1?

2 Agustus 2014   06:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:38 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Louis van gaal, seorang meneer yang sukses mengambil perhatian khalayak ramai dengan strategi dan keputusannya yang sangat unik di piala dunia 2014. Datang dengan skuad yang seadanya dan diragukan untuk lanjut ke babak 16 besar, LVG sukses memberikan tontonan yang akan dikenang selamanya oleh Iker cassilas dkk di pertandingan pertamanya. 5-1 untuk Belanda, padahal ini bukan pertandingan futsal dan lawannya adalah spanyol sang juara dunia yang sukses menjajah sepakbola dengan tiki-takanya yang semakin usang. Formasi yang dimainkan oleh Van Gaal juga cukup unik di pertandingan kali ini: 3-5-2, dengan menyisakan Robin van Persie dan Arjen Robben di depan. Formasi ini juga terus dimainkan sampai Belanda akhirnya sah menempati posisi ketiga setelah mempermalukan Brazil dan harus diingat kalau Belanda tim yang tak pernah kalah di Piala Dunia (dalam waktu 90 menit+30 menit) bersanding dengan Jerman. Ada apa sih 3-5-2 itu? Seistimewa itu?

Sebenarnya 3-5-2 ini sudah dipopulerkan kembali oleh Conte di Juventus. LVG hanya mendapatkan sorotan yang "agak" sedikit dilebih-lebihkan karena dia menerapkannya di Piala Dunia, event mahaakbar saat semua mata dunia melihat ke sana. Selain itu formasi 3-5-2 merupakan anomali dibanding formasi 4-2-3-1 yang dipakai sebanyak 20 kali selama gelaran Piala Dunia 2014 (sumber:panditfootbal), tak heran kalau LVG makin nge-hits aja di Piala Dunia 2014. Conte sukses meraih scudetto 3 kali berturut turut dengan skema 3-5-2 dengan menempatkan chiellini-barzagli-bonucci sebagai back three dan pirlo-vidal-marchisio bergantian mengamankan lini tengah. Bisa kita lihat sendiri kan bagaimana lini tengah Juve di tiga musim itu? Ejakulasi.

Terus siapa lagi yang sukses dengan 3-5-2?

Carlos bilardo sukses mempopulerkan 3-5-2 di dunia internasional karena membawa Argentina juara dunia pada Piala Dunia 1986 dengan formasi tersebut. 4 tahun kemudian Jerman Barat sukses membawa trofi Piala Dunia setelah Franz Beckenbauer ikut-ikutan menggunakan formasi 3-5-2 tersebut dan 4 tahun setelahnya Brazil juga sukses menjadi champions of the world dengan formasi yang sama. Namun tren 3-5-2 kian usang seiring modernnya sepak bola yang menggunakan formasi 4-3-3 dan 4-2-3-1, karena skema wingback dan dua striker di era sekarang semakin ditinggalkan. Barulah Conte datang untuk menghidupkan kembali 3-5-2 ini.

Kayak gimana sih formasi ini?

3-5-2 adalah formasi yang cukup cair dalam transisi bertahan dan menyerang. Ketika menyerang, wingback bertugas untuk mengisi posisi lini tengah dan mengalirkan bola ke depan, di Juventus Giancherini dan Ceceres/Lichsteiner yang bertugas mengisi posisi ini dan ketika bertahan 3-5-2 akan secara otomatis berubah menjadi 5-3-2 dengan wingback yang turun lebih dalam ke jantung pertahanan tim. Jadi sudah jelas dengan formasi ini para wingback harus punya daya disiplin dan tingkat kebugaran fisik yang tinggi. Selain itu 3-5-2 menyisakan satu orang untuk ditempatkan di backthree untuk melakukan insiasi serangan, di Juve tugas ini dimainkan apik oleh Andrea Pirlo.

Formasi ini mempunyai kelebihan di mana lini tengah permainan akan lebih banyak dikuasai oleh si empunya taktik karena jumlah gelandang yang sangat banyak di lini tengah. Selain itu, transisi yang cair memungkinkan tim untuk cepat melakukan counter attack. Kita bisa lihat bagaimana skema dua gol robben yang membuat ramos masih terus berlari sampai sekarang, adalah skema counter attack yang cepat. Skema dua striker juga memusingkan bek lawan siapa yang akan di-marking? Siapa yang akan mengawasi pergerakan bola? Apalagi striker-nya macam robben dan RVP. 3-5-2 juga membutuhkan pemain boxtobox player tangguh macam Arturo Vidal dan Sneijder guna menstabilkan lini pertahanan dan membuat lubang di lini pertahanan lawan.

14069105481544373955
14069105481544373955
Di Manchester Unitednya LVG, formasi ini mengakomodir kekurangan manunited tahun lalu. Pertama: Bertumpuknya pemain bertipe gelandang tengah membuat pemain-pemain itu mubazir awalnya, tapi dengan formasi ini bisa mengakomodir masalah itu. Kedua: Pemain seperti danny welbeck dan chicarito yang jarang main tahun lalu bisa menghirup nafas lega karena sistem dua striker yang memungkinkan mereka salah satu posnya. Ketiga: Minimnya bek yang dulu sering jadi masalah, sekarang bukan persoalan karena konsep backthree yang diperkenalkan oleh formasi ini. Keempat: Manunited dulu sering bermasalah dengan kesadaran mencari ruang, kreativitas, dan lini pertahanan yang bolong. Sekarang? 7-0 lawan LA galaxy, 3-2 lawan Roma, menang adu penalti lawan Inter Milan bisa membubuhkan harapan kalau 3-5-2 adalah masa depan manunited walaupun terlalu cepat saya bilang begitu.

Lalu apa kabar 4-2-3-1?

4-2-3-1 masih baik baik saja tapi seperti gaya main tiki-taka, kemungkinan 4-2-3-1 sudah mencapai titik jenuhnya. Ketidakompakan double pivot di formasi 4-2-3-1 adalah petaka, lihat saja bagaimana Brazil dirontokkan Jerman karena kengacoan Fernandinho saat berduet dengan Gustavo. Selain itu formasi ini juga semakin tertebak seiring bertambahnya jemaah yang ikut sekte 4-2-3-1 ini dan perlu diingat minimnya inverted winger yang handal juga membuat 4-2-3-1 menjadi mubazir terlebih lagi jika posisi terdepan diisi oleh orang macam Fred. Formasi ini juga bisa dibilang sebagai pemecatan secara tidak langsung kepada para striker, apalagi striker bertipe poacher seperti chicarito karena formasi ini sesungguhnya berpegang teguh kepada winger winger dahsyat. Tim yang paling sukses menerapkan ini: Munchen era Jupp Heynckes, robben-ribery dan javimartinez-schweni adalah jaminan mutu kesuksesan ini. Tapi, untuk komposisi pemain yang biasa saja harap pikir-pikir lagi.

Seiring banyaknya striker pengangguran yang tidur di jalanan, akankah 3-5-2 menggeser 4-2-3-1? Seiring digembar- gemborkannya LVG sebagai jenius taktik baru  akankah 3-5-2 sehype 4-2-3-1? Kita akan lihat nanti. Tapi yang jelas, digembar-gemborkan LVG sebagai jenius taktik sebenarnya bukan karena taktiknya tapi karena dia pelatih tim yang paling overrrated macam Manchester United.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun